Sabtu, 17 Maret 2012

Metodologi Penelitian


METODOLOGI PENELITIAN

CONTOH RUMUSAN MASALAH (DESKRIPTIF, KOMPARATIF, ASOSIATIF),KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS




DISUSUN OLEH:
I DEWA M. KRESNA
09 313 161
PENDIDIKAN KIMIA
SEMESTER VI
KELAS B



JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2012
KONTRIBUSI PRAKTIKUM KIMIA SMA TERHADAP HASIL BELAJAR STOIKIOMETRI REAKSI DAN TITRASI ASAM BASA SISWA KELAS XI IPA SMA N 2 TONDANO

1.      Perumusan Masalah
a                Seberapa baik kontribusi praktikum kimia untuk kelas XI di SMA N 2 Tondano?
             Seberapa baik hasil belajar stoikiometri reaksi dan titrasi asam basa siswa SMA kelas XI SMA N 2 Tondano?

2.      Kajian Teori
Praktikum adalah kegiatan melakukan percobaan untuk menguji teori yang dipelajari. Dalam praktikum siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri, mengikuti suatu proses. Dengan kata lain praktikum mengandung makna belajar untuk berbuat (Djamarah, 2002). Budiastra dalam Silawati (2006) menyatakan bahwa kegiatan praktikum yang dilaksanakan di laboratorium mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Selain mendukung tercapainya tujuan pendidikan, praktikum dapat menimbulkan motivasi belajar siswa. Pelaksanaan praktikum yang didisain dan dikelola dengan baik menjadikan siswa yang melaksanakan praktikum lebih memahami teori yang telah diterima baik dari guru maupun dari buku-buku pelajaran sehingga motivasi belajar siswa meningkat dan berdampak pada hasil belajar siswa. Selain itu, pemahaman yang diperoleh dari pengalaman praktikum akan memberikan kepuasan kepada siswa karena kesenjangan yang mungkin terjadi antara teori pelajaran sains yang diperoleh dari buku dengan pemahaman siswa mengenai kimia dapat teratasi. Peningkatan pemahaman mengenai pelajaran kimia akan meningkatkan rasa percaya diri siswa. Pelajaran kimia dengan menggunakan metode eksperimen (kegiatan praktikum) dapat: banyak melibatkan keterampilan proses IPA dan melibatkan sebanyak mungkin aktifitas mental dan aktifitas motorik atau fisik siswa; menantang rasa ingin tahu (curioesity) pada diri siswa terhadap ilmu yang dipelajarinya sehingga dapat membantu mempermudah pemahaman konsep, melalui penalaran berpikir siswa secara eksperimental; dan ampuh dalam pembentukan sikap ilmiah pada diri siswa serta memberikan pengalaman langsung terhadap fenomena Kimia (Abusudja, 1999). 
Setiap praktikum mempunyai ciri khasnya sendiri, sehingga tidak semua jenis praktikum sesuai untuk tiap pokok bahasan. Tujuan pembelajaran kimia yang menggunakan praktikum adalah untuk meningkatkan penguasaan konsep-konsep kimia yang bersifat abstrak.
Kolb mengemukakan bahwa pengalaman belajar memiliki enam karakteristik utama:
     Belajar yang terbaik adalah dipahami sebagai sebuah proses, bukan dalam hal hasil.
     Belajar adalah proses yang berkesinambungan didasarkan pada pengalaman.
     Belajar memerlukan resolusi konflik antara mode dialektis menentang adaptasi terhadap dunia (belajar adalah dengan sifat yang penuh ketegangan).
     Belajar adalah proses holistik adaptasi terhadap dunia.
     Pembelajaran melibatkan transaksi antara orang dan lingkungan.
     Belajar adalah proses menciptakan pengetahuan yang merupakan hasil transaksi antara pengetahuan sosial dan pengetahuan pribadi.

3.      Anggapan Dasar
Kontribusi praktikum kimia untuk kelas XI di SMA N 2 Tondano sebesar 50% dan hasil belajar stoikiometri reaksi dan titrasi asam basa siswa SMA kelas XI SMA N 2 Tondano sebesar 80%.

4.      Hipotesis
H0  = Kontribusi praktikum kimia untuk kelas XI di SMA N 2 Tondano kurang dari 50% dan hasil belajar stoikiometri reaksi dan titrasi asam basa siswa SMA kelas XI SMA N 2 Tondano kurang dari 80%.


DAFTAR PUSTAKA


Djamarah. (2002).  Metode Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Silawati, Tutisiana. (2006). Microscience Experience: Sebuah Alternatif
Praktikum Bagi Mahasiswa Pendidikan Tinggi Jarak Jauh. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh,7 (2), 113-120
Abusudja, Wasilah. (1999). Penggunaan OHP Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pengajaran Kimia SMU. Mimbar Pendidikan, 18 (2), 57-60.
Kolb D. (1984). Experiential learning: experience as the source of learning and development. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall.
Kolb D. (1999). The Kolb Learning Style Inventory, Version 3. Boston: Hay Group.

  
VARIASI HASIL BELAJAR STOIKIOMETRI REAKSI DAN TITRASI ASAMBASA SISWA SMA XI PADA KELAS YANG MENDAPAT PRAKTIKUM KIMIA DAN YANG TIDAK

1.      Perumusan Masalah
Apakah terdapat perbedaan hasil belajar stoikiometri reaksi dan titrasi asam basa siswa SMA XI antara kelas yang mendapat praktikum dan yang tidak?

2.      Kajian Teori
Praktikum adalah kegiatan melakukan percobaan untuk membuktikan teori yang dipelajari. Dalam praktikum siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri, mengikuti suatu proses. Dengan kata lain praktikum mengandung makna belajar untuk berbuat (Djamarah, 2002). Praktikum merupakan suatu bentuk pembelajaran yang melibatkan peserta didik bekerja dengan benda-benda, bahan-bahan dan peralatan laboratorium, baik secara perorangan maupun kelompok. Praktikum merupakan situasi pemecahan masalah yang di dalamnya berlangsung pengajuan suatu hipotesis dan terdapat variael-variabel yang dikontrol secara ketat (Mulyasa ,2006).
Kelebihan-kelebihan praktikum dalam proses belajar mengajar (Djamarah,2002) adalah:
1.   Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku saja.
2.   Dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi lebih lanjut (eksploratoris) tentang sains dan teknologi.
3.   Siswa belajar dengan mengalami atau mengamati sendiri suatu proses atau kejadian.
4.   Mengembangkan sifat berfikir ilmiah.
5.   Hasil belajar akan tahan lama dan terintelerasi.

Tujuan praktikum adalah:

1. Membangkitkan keingintahuan
2. Mempelajari teknik dan ketrampilan
3. Mempelajari proses yang berlangsung dalam ilmu pengetahuan
4. Mendukung konsep dan teori yang terdapat dalam buku pelajaran

Dengan demikian, melalui pengalaman praktikum mahasiswa mendapatkan tingkat
pemahaman materi dengan lebih baik.Ilmu pengetahuan alam atau sains akan berkurang maknanya tanpa praktikum (Chandler & Barnes, 1981). Dengan demikian bukan saja manfaat praktikum yang dapat diperoleh mahasiswa yang melakukan percobaan tetapi yang lebih penting lagi mahasiswa akan mendapatkan keterampilan praktis yang terekam dalam dirinya, baik selama proses praktikum berlangsung maupun setelah proses praktikum selesai. Selain itu, mengintegrasikan pengalaman yang diperoleh dari praktikum dengan pemahaman materi yang diperoleh dari buku akan menjadikan mahasiswa terbiasa untuk saling berbagi pengetahuan dan mendiskusikan hasil praktikum sehingga mahasiswa akan terbiasa untuk bekerja dalam kelompok. Lebih jauh lagi pengalaman praktikum menjadikan mahasiswa lebih memahami materi yang diperoleh dari buku pelajaran sehingga konsep materi dapat dengan mudah dipelajari dengan baik oleh mahasiwa. Praktikum dalam bidang sains memerlukan anggaran yang sangat besar karena, selain untuk pembangunan laboratorium beserta fasilitasnya seperti lemari asam dan keran air untuk mencuci, juga memerlukan tempat penyimpanan yang aman agar bahan kimia tidak mudah rusak dan tidak membahayakan orang lain. Disamping itu, peralatan praktikum yang sebagian besar terbuat dari bahan gelas memerlukan penanganan yang hati-hati karena peralatan tersebut sangat mahal dan mudah pecah. Untuk menjaga agar laboratorium dapat berfungsi sebagaimana mestinya maka sebuah laboratorium memerlukan tenaga administrasi dan teknisi.
Sementara itu pelaksanaan praktikum bisa saja digantikan dengan cara demonstrasi dengan tujuan untuk mengurangi anggaran akan tetapi akibatnya para mahasiswa akan kesulitan untuk memahami fenomena yang terjadi di alam.

3.      Anggapan Dasar
Konsep-konsep kimia kebanyakan bersifat abstrak, karena itu memerlukan daya abstraksi dari setiap komponen proses pembelajaran siswa dan guru. Dalam rangka mengkonkritkan konsep-konsep yang abstrak maka harus diadakan praktikum.
Setiap praktikum mempunyai ciri khasnya sendiri, sehingga tidak semua jenis praktikum sesuai untuk tiap pokok bahasan. Tujuan pembelajaran kimia yang menggunakan praktikum adalah untuk meningkatkan penguasaan konsep-konsep kimia yang bersifat abstrak.

4.      Hipotesis Penelitian
H0  = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar stoikiometri reaksi dan titrasi asambasa siswa SMA XI antara kelas yang mendapat praktikum kimia dan yang tidak


DAFTAR PUSTAKA

Handbook of Chemical Health and Safety (ACS Handbooks) by Robert J Alaimo (2001)

Mulyasa, E. 2006. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : ROSDA

 PENGARUH PRAKTIKUM KIMIA TERHADAP HASIL BELAJAR STOIKIOMETRI REAKSI DAN TITRASI ASAM BASA SISWA SMA XI

1.      Perumusan Masalah
Adakah pengaruh praktikum kimia terhadap hasil belajar stoikiometri reaksi dan titrasi asam basa pada siswa SMA XI?

2.      Kajian Teori
Pemahaman materi pelajaran merupakan kemampuan siswa untuk menerima ataupun menyerap serta menggunakan secara baik materi pelajaran yang disajikan oleh guru dikelas yang membawa siswa pada pencapaian nilai atau prestasi belajar yang maksimal.
Pada kurikulum berbasis kompetensi, bahan kajian kimia dimasukan dalam pelajaran sains (IPA). Ilmu kimia tumbuh dan berkembang berdasarkan eksperimen-eksperimen, dengan demikian dapat dikatakan sebagai ilmu eksperimental. Melalui eksperimen-eksperimen tersebut timbullah definisi yang berupa konsep-konsep. Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas obyek-obyek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut-atribut yang sama. Dimana kimia merupakan serangkaian konsep-konsep yang satu sama lain saling berhubungan sehingga melahirkan suatu pemahaman yang sama.
Pemahaman konsep dasar belajar adalah ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Untuk menangkap isi dan pesan belajar, maka dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada ranah-ranah :
a.       Kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
b.      Afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup.
c.       Psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas.

Praktikum berasal dari kata praktik yang artinya pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam teori. Praktikum adalah bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dikeadaan nyata, apa yang diperoleh dari teori dan pelajaran praktek. Proses belajar mengajar dalam ruang lingkup mata pelajaran ilmu pengetahuan alam lebih menitik beratkan pada kemampuan siswa secara ilmiah, yang dalam pelaksanaannya memerlukan kemampuan secara khusus atau dengan kata lain hasil yang diperoleh setelah mata pelajaran tidak hanya berupa informasi pengetahuan saja namun keterampilan penggunaan laboratoriumpun bias diperoleh siswa tersebut.
Praktikum merupakan salah satu bentuk pengajaran yang terutama cocok untuk memenuhi fungsi pendidikan umum "latihan dan umpan balik" dan fungsi khusus dan memperbaiki motivasi siswa". Penggunaan kegiatan belajar mengajar ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri jawaban atas persoalan yang dihadapinya sekaligus membuktilkan kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya Utomo (Subiyanto, 1998).

3.      Anggapan Dasar
Konsep-konsep kimia kebanyakan bersifat abstrak, karena itu memerlukan daya abstraksi dari setiap komponen proses pembelajaran (guru). Dalam rangka mengkonkritkan konsep-konsep yang abstrak maka harus diadakan praktikum.
Setiap praktikum mempunyai cirri khasnya sendiri, sehingga tidak semua jenis praktikum sesuai untuk tiap pokok bahasan. Tujuan pembelajaran kimia yang menggunakan praktikum adalah untuk meningkatkan penguasaan konsep-konsep kimia yang bersifat abstrak. Untuk mengetahui apakah konsep-konsep kimia sudah dikuasai atau belum maka dapat diukur melalui hasil belajar siswa melalui keterampilan siswa dalam berpraktikum.

4.      Hipotesis
H0  = Tidak adanya pengaruh praktikum kimia terhadap hasil belajar stoikiometri reaksi dan titrasi asam basa siswa SMA XI.

  
DAFTAR PUSTAKA

Subiyanto. 1998. Evaluasi Proses dan hasil Belajar IPA. Depdikbud : Jakarta.


1 komentar:

  1. dalam membuat penelitian seharusnya ada latar belakang permasalahan dulu ngga langsung loncat perumusan masalah.CMIIW

    BalasHapus

Jangan lupa di follow and coment ya Gan ... :)