LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
REAKSI
UJI PROTEIN
I DEWA
MADE KRESNA
09 313
161
PENDIDIKAN
KIMIA
KELAS
B
JURUSAN
KIMIA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
NEGERI MANADO
2010
REAKSI UJI PROTEIN
1.
Waktu
pelaksanaan praktikum
Hari/tanggal : Jumat, 16 September 2011
Pukul : 11.00 – 13.30
WITA
2.
Tujuan
percobaan
Untuk mengetahui apa yang terjadi jika protein
bereaksi dengan basa encer dan tembaga sulfat.
3.
Dasar
teori
Protein adalah makromolekul polipeptida yang
tersusun dari sejumlah L-asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida,
berbobot molekul tinggi dari 5000 sampai berjuta-juta. Suatu molekul protein
disusun oleh sejumlah asam amino tertentu dengan susunan yang sudah tertentu
puladan bersifat turunan.
Pembagian Protein Menurut Daya Larut
a.
Albumin
Albumin larut dalam air dan mengendap dalam
garam berkonsentrasi tinggi melalui proses yang disebut penggaraman atau
salting out.
Contoh: albumin telur dan albumin serum
b.
Globulin
Globulin tidak larut dalam air, tidak larut
dalam garam encer, juga tidak larut dalam garam pekat dengan kejenuhan 30-50
persen. Pada temperatur rendah, pengendapan globulin dan albumin dapat
dilakukan dengan sangat hati-hati (mengaduk sesedikit mungkin) memakai metode
salting out. Dengan cara ini protein murni bahkan dapat dikristalkan.
Conntoh: Globulin serum dan globulin telur
c.
Glutelin
Protein ini tidak larut dalam larutan netral,
tetapi larut dalam asam dan basa encer.
Contoh: protein gandum (glutelin) dan protein
padi (orizenin)
d.
Gliadin
(prolamin)
Gliadin larut dalam 70–80% etanol, tak larut
dalam air dan etaol 100%.
Contoh: protein gandum (gliadin) dan protein
jagung (zein)
e.
Histon
Sangat basa dibandingkan dengan protein lain
dan cenderung berikatan dengan nukleat di dalam sel.
Contoh: histon timus, disebut juga nukleohiston
sebab bergandengan histon. Contoh lain protein globin, bersenyawa dengan heme
(senyawa asan) membentuk hemoglobin.
f.
Protamin
Dibanding dengan protein lain, protamine
relatif mempunyai bobot molekul rendah. Protamin larut dalam air dan bersifat
basa. Biasanya didapatkan bergandengan dengan asam nukleat. Di dalam sperma
ikan, disebut nukleoprotamin.
Contoh: salmin
Beberapa reaksi
protein
1.
Dengan
asam mineral pekat.
Sedikit asam mineral pekat mengendapkan
protein, tetapi endapan ini larut kembali jika asam berlebihan.
2.
Basa tidak
menyebabkan pengendapan protein tetapi mengaibatkan hidrolisis dan dekomposisi
oksidatif.
3.
Logam-logam
berat mengendapkan protein, bergantung pada suhu, dan elektrolit lain. Merkuri
klorida dan perak nitrat membentuk endapan yang tidak dapat dilarutkan lagi,
sedangkan sulfat dan feriklorida menghasilkan
endapan yang dapat dilarutkan kembali.
4.
Pereaksi
alkoloidal seperti asam trikloroasetat, asam tannat, asam fosfotungstat, asam
fosfomolibdat berfungsi sebagai pengendap protein bila pH larutan lebih asam
dari pada titik isolistrik protein tersebut.
5.
Alkohol
atau pelarut organik lain adalah juga pengendap protein dan lebih efektif pada
titik isolistrik protein.
6.
Panas
menyebabkan koagulasi protein dengan suhu efektif berkisar antara 38-75oC.
Beberapa faktor mempengaruhi koagulasi ini tetapi protein paling mudah
berkoagulasi pada titik isolistriknya. Koagulum tidak larut kecuali jika
perlarutnya dapat menghidrolisis atau memecahnya.
Beberapa Reaksi Warna Protein
1.
Reaksi Millon
Reaksi ini digunakan untuk memeriksa adanya
triptofan dalam molekul protein. Tambahkan 3 sampai 4 tetes pereaksi Millon ke
dalam 5 ml larutan protein. Campur dan panaskan. Endapkan putih segera timbul
yang dengan pelan berubah menjadi merah. Reaksi ini tidak dapat berlangsung
jika protein tidak mengendap dengan asam pekat.
2.
Reaksi
Biuret
Tambahkan basa dan 2 sampai 3 tetes larutan
CuSO4 (kurang lebih 0.02 persen). Perubahan warna terjadi,
bergantung pada jenis protein. Percobaan ini khas untuk ikatan peptide.
3.
Reaksi
Xantoprotein
Asam nitrat yang ditambahkan kedalam larutan
protein menyebabkan warna kuning yang kemudian berubah menjadi oranye jika
ditambahkan basa. Reaksi ini terjadi jika di dalam protein didapatkan asam
amino dengan inti aromatic seperti triptofan, tirosin, dan fenilalanin.
4.
Percobaan
Hopkins-Cole
Reaksi ini khas untuk asam amino triptofan.
Bahan yang mengandung triptofan membentuk warna violet pada batas antara bahan
dan asam glioksilat.
5.
Reaksi
Ninhidrin
Reaksi ini berguna untuk semua senyawa protein
yang mengandung sekurang-kurangnya satu gugus karboksil dan satu gugus amino
yang bebas.
Telur ayam
banyak mengandung berbagai jenis protein berkualitas tinggi termasuk mengandung
semua jenis asam amino esensial bagi kebutuhan manusia. Juga mengandung
berbagai vitamin dan mineral, termasuk vitamin A, riboflacin, asam folat,
vitamin B6, vitamin B12, choline, besi, kalsium, fosfor dan potasium. Telur
ayam juga merupakan makanan termurah sumber protein yang lengkap. Satu butir
telur ayam berukuran besar mengandung sekitar 7 gram protein.
Mengkonsumsi hati dapat menghindari anemia dan membantu secara cepat jika
kekurangan atau kehilangan darah. Hati ayam juga membantu sistem kekebalan
tubuh, karena kandungan protein dan mineralnya tinggi.
4.
Alat dan
Bahan
Alat : Bahan :
- Mortal - Hati ayam
-
Alu - Hati sapi
-
Pengaduk - Telur ayam
-
Tabung
reaksi - NaOH 2.5 N
-
Rak tabung
reaksi - CuSO4 0.01 M
-
Erlenmeyer - Akuadesh
-
Pipet
tetes
-
Gelas ukur
5.
Jalannya percobaan
a.
Putih
telur, Hati ayam dan hati sapi yang telah halus masing-masing dimasukkan ke
dalam tabung reaksi yang berbeda sebanyak 3 ml
b.
Ditambah 1
ml NaOH 2,5 N kedalam masing-masing tabung reaksi, lalu diaduk
c.
Ditambah
beberapa tetes CuSO4 0,01 M kedalam masing-masing tabung reaksi,
lalu diaduk
d.
Perubahan
warna yang terjadi diamati
6.
Hasil
pengamatan
a.
Pada
tabung reaksi 1 (Putih telur). Awalnya putih telur tidak berwarna setelah
diberi perlakuan, warna berubah menjadi ungu diantara koloid dalam larutan.
b.
Pada
tabung reaksi 2 (Hati ayam). Awalnya hati ayam berwarna merah kecoklatan dan
berbentuk seperti gell. Setelah diberi perlakuan, warna berubah menjadi orange
gelap.
c.
Pada
tabung reaksi 3 (Hati sapi). Awalnya hati sapi berwarna merah daging, setelah
diberi perlakuan berubah warna menjadi coklat kehitaman serta menggumpal
seperti gell.
7.
Pembahasan
Penambahan
basa dan beberapa tetes larutan CuSO4. Perubahan warna yang terjadi,
bergantung pada jenis protein. Percobaan ini khas untuk ikatan peptide.
Pada
tabung reaksi 1 perubahan warna pada putih telur menandakan adanya protein dan
terdapatnya ikatan peptide. Pada tabung reaksi 2 dan 3 juga terjadi hal yang
sama, yiatu perubahan warna terjadi yang menandakan adanya protein dan ikatan
peptide. Namun perbahan yang terjadi setelah perlakuan berbeda-beda, hal ini
disebabkan perbedaan jenis protein pada tiap sampel yaitu telur, hati ayam dan
hati sapi.
8.
Soal Jawab
a.
Soal
1.
Warna apa
yang terjadi?
2.
Mengapa
harus dihindari kelebihan CuSO4?
3.
Mengapa
garam ammonium menggangu?
b.
Sebutkan 2
macam zat selain protein yang memberikan uji biuret positif? Jawab
1.
Untuk
telur, hati ayam dan hati sapi berturut turut ungu, orange gelap dan cokelat
kehitaman.
2.
Jika
kelebihan endapan protein akan larut kembali.
3.
Peambahan
garam ammonium dapat mengganggu tes biuret karena bila direaksikan dengan CuSO4
akan terbentuk kompleks-kompleks NH3.
4.
Histidina,
serina, dan treonina.
9.
Kesimpulan
Penambahan
basa dan 2 – 3 tetes CuSO4. Perubahan warna yang terjadi menandakan
adanya protein, perbedaan warna diakibatkan perbedaan jenis proteib tiap
sampel.
DAFTAR PUSTAKA
Girindra, Aisjah. 1986. BIOKIMIA 1. Jakarta: PT
Gramedia
http://sehatnews.com/mobile/resep-sehat/3203-Keuntungan-Mengkonsumsi-Hati-Ayam.html
http://spiritfitnesscenter.blogspot.com/2009/06/telur-sumber-protein-termurah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa di follow and coment ya Gan ... :)