Jumat, 02 Desember 2011

Laporan Praktikum Biokimia

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
REAKSI UJI PROTEIN



I DEWA MADE KRESNA
09 313 161
PENDIDIKAN KIMIA
KELAS B



JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2010
REAKSI UJI PROTEIN


1.       Waktu pelaksanaan praktikum
Hari/tanggal               : Jumat, 16 September 2011
Pukul                             : 11.00 – 13.30 WITA

2.       Tujuan percobaan
Untuk mengetahui apa yang terjadi jika protein bereaksi dengan basa encer dan tembaga sulfat.

3.       Dasar teori
Protein adalah makromolekul polipeptida yang tersusun dari sejumlah L-asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida, berbobot molekul tinggi dari 5000 sampai berjuta-juta. Suatu molekul protein disusun oleh sejumlah asam amino tertentu dengan susunan yang sudah tertentu puladan bersifat turunan.
Pembagian Protein Menurut Daya Larut
a.       Albumin
Albumin larut dalam air dan mengendap dalam garam berkonsentrasi tinggi melalui proses yang disebut penggaraman atau salting out.
Contoh: albumin telur dan albumin serum
b.      Globulin
Globulin tidak larut dalam air, tidak larut dalam garam encer, juga tidak larut dalam garam pekat dengan kejenuhan 30-50 persen. Pada temperatur rendah, pengendapan globulin dan albumin dapat dilakukan dengan sangat hati-hati (mengaduk sesedikit mungkin) memakai metode salting out. Dengan cara ini protein murni bahkan dapat dikristalkan.
Conntoh: Globulin serum dan globulin telur
c.       Glutelin
Protein ini tidak larut dalam larutan netral, tetapi larut dalam asam dan basa encer.
Contoh: protein gandum (glutelin) dan protein padi (orizenin)
d.      Gliadin (prolamin)
Gliadin larut dalam 70–80% etanol, tak larut dalam air dan etaol 100%.
Contoh: protein gandum (gliadin) dan protein jagung (zein)
e.      Histon
Sangat basa dibandingkan dengan protein lain dan cenderung berikatan dengan nukleat di dalam sel.
Contoh: histon timus, disebut juga nukleohiston sebab bergandengan histon. Contoh lain protein globin, bersenyawa dengan heme (senyawa asan) membentuk hemoglobin.
f.        Protamin
Dibanding dengan protein lain, protamine relatif mempunyai bobot molekul rendah. Protamin larut dalam air dan bersifat basa. Biasanya didapatkan bergandengan dengan asam nukleat. Di dalam sperma ikan, disebut nukleoprotamin.
Contoh: salmin

Beberapa reaksi protein
1.       Dengan asam mineral pekat.
Sedikit asam mineral pekat mengendapkan protein, tetapi endapan ini larut kembali jika asam berlebihan.
2.       Basa tidak menyebabkan pengendapan protein tetapi mengaibatkan hidrolisis dan dekomposisi oksidatif.
3.       Logam-logam berat mengendapkan protein, bergantung pada suhu, dan elektrolit lain. Merkuri klorida dan perak nitrat membentuk endapan yang tidak dapat dilarutkan lagi, sedangkan sulfat dan feriklorida menghasilkan  endapan yang dapat dilarutkan kembali.
4.       Pereaksi alkoloidal seperti asam trikloroasetat, asam tannat, asam fosfotungstat, asam fosfomolibdat berfungsi sebagai pengendap protein bila pH larutan lebih asam dari pada titik isolistrik protein tersebut.
5.       Alkohol atau pelarut organik lain adalah juga pengendap protein dan lebih efektif pada titik isolistrik protein.
6.       Panas menyebabkan koagulasi protein dengan suhu efektif berkisar antara 38-75oC. Beberapa faktor mempengaruhi koagulasi ini tetapi protein paling mudah berkoagulasi pada titik isolistriknya. Koagulum tidak larut kecuali jika perlarutnya dapat menghidrolisis atau memecahnya.
Beberapa Reaksi Warna Protein
1.       Reaksi Millon
Reaksi ini digunakan untuk memeriksa adanya triptofan dalam molekul protein. Tambahkan 3 sampai 4 tetes pereaksi Millon ke dalam 5 ml larutan protein. Campur dan panaskan. Endapkan putih segera timbul yang dengan pelan berubah menjadi merah. Reaksi ini tidak dapat berlangsung jika protein tidak mengendap dengan asam pekat.
2.       Reaksi Biuret
Tambahkan basa dan 2 sampai 3 tetes larutan CuSO4 (kurang lebih 0.02 persen). Perubahan warna terjadi, bergantung pada jenis protein. Percobaan ini khas untuk ikatan peptide.
3.       Reaksi Xantoprotein
Asam nitrat yang ditambahkan kedalam larutan protein menyebabkan warna kuning yang kemudian berubah menjadi oranye jika ditambahkan basa. Reaksi ini terjadi jika di dalam protein didapatkan asam amino dengan inti aromatic seperti triptofan, tirosin, dan fenilalanin.
4.       Percobaan Hopkins-Cole
Reaksi ini khas untuk asam amino triptofan. Bahan yang mengandung triptofan membentuk warna violet pada batas antara bahan dan asam glioksilat.
5.       Reaksi Ninhidrin
Reaksi ini berguna untuk semua senyawa protein yang mengandung sekurang-kurangnya satu gugus karboksil dan satu gugus amino yang bebas.

              Telur ayam banyak mengandung berbagai jenis protein berkualitas tinggi termasuk mengandung semua jenis asam amino esensial bagi kebutuhan manusia. Juga mengandung berbagai vitamin dan mineral, termasuk vitamin A, riboflacin, asam folat, vitamin B6, vitamin B12, choline, besi, kalsium, fosfor dan potasium. Telur ayam juga merupakan makanan termurah sumber protein yang lengkap. Satu butir telur ayam berukuran besar mengandung sekitar 7 gram protein.
Mengkonsumsi hati dapat menghindari anemia dan membantu secara cepat jika kekurangan atau kehilangan darah. Hati ayam juga membantu sistem kekebalan tubuh, karena kandungan protein dan mineralnya tinggi.

4.       Alat dan Bahan
Alat :                                               Bahan                   :
-          Mortal                                                  -       Hati ayam
-          Alu                                                         -       Hati sapi
-          Pengaduk                                            -       Telur ayam
-          Tabung reaksi                                    -       NaOH 2.5 N
-          Rak tabung reaksi                            -       CuSO4 0.01 M
-          Erlenmeyer                                        -       Akuadesh
-          Pipet tetes
-          Gelas ukur

5.       Jalannya percobaan
a.       Putih telur, Hati ayam dan hati sapi yang telah halus masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda sebanyak 3 ml
b.      Ditambah 1 ml NaOH 2,5 N kedalam masing-masing tabung reaksi, lalu diaduk
c.       Ditambah beberapa tetes CuSO4 0,01 M kedalam masing-masing tabung reaksi, lalu diaduk
d.      Perubahan warna yang terjadi diamati

6.       Hasil pengamatan
a.       Pada tabung reaksi 1 (Putih telur). Awalnya putih telur tidak berwarna setelah diberi perlakuan, warna berubah menjadi ungu diantara koloid dalam larutan.
b.      Pada tabung reaksi 2 (Hati ayam). Awalnya hati ayam berwarna merah kecoklatan dan berbentuk seperti gell. Setelah diberi perlakuan, warna berubah menjadi orange gelap.
c.       Pada tabung reaksi 3 (Hati sapi). Awalnya hati sapi berwarna merah daging, setelah diberi perlakuan berubah warna menjadi coklat kehitaman serta menggumpal seperti gell.




7.       Pembahasan
Penambahan basa dan beberapa tetes larutan CuSO4. Perubahan warna yang terjadi, bergantung pada jenis protein. Percobaan ini khas untuk ikatan peptide.
Pada tabung reaksi 1 perubahan warna pada putih telur menandakan adanya protein dan terdapatnya ikatan peptide. Pada tabung reaksi 2 dan 3 juga terjadi hal yang sama, yiatu perubahan warna terjadi yang menandakan adanya protein dan ikatan peptide. Namun perbahan yang terjadi setelah perlakuan berbeda-beda, hal ini disebabkan perbedaan jenis protein pada tiap sampel yaitu telur, hati ayam dan hati sapi.

8.       Soal Jawab
a.       Soal
1.       Warna apa yang terjadi?
2.       Mengapa harus dihindari kelebihan CuSO4?
3.       Mengapa garam ammonium menggangu?
b.      Sebutkan 2 macam zat selain protein yang memberikan uji biuret positif? Jawab
1.       Untuk telur, hati ayam dan hati sapi berturut turut ungu, orange gelap dan cokelat kehitaman.
2.       Jika kelebihan endapan protein akan larut kembali.
3.       Peambahan garam ammonium dapat mengganggu tes biuret karena bila direaksikan dengan CuSO4 akan terbentuk kompleks-kompleks NH3.
4.       Histidina, serina, dan treonina.

9.       Kesimpulan
Penambahan basa dan 2 – 3 tetes CuSO4. Perubahan warna yang terjadi menandakan adanya protein, perbedaan warna diakibatkan perbedaan jenis proteib tiap sampel.


  
DAFTAR PUSTAKA


Girindra, Aisjah. 1986. BIOKIMIA 1. Jakarta: PT Gramedia
http://sehatnews.com/mobile/resep-sehat/3203-Keuntungan-Mengkonsumsi-Hati-Ayam.html
http://spiritfitnesscenter.blogspot.com/2009/06/telur-sumber-protein-termurah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa di follow and coment ya Gan ... :)