Jumat, 02 Desember 2011

Laporan Praktikum Biokimia


LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
FERMENTASI ASAM CUKA





I DEWA MADE KRESNA
09 313 161
PENDIDIKAN KIMIA
KELAS B



JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2011


FERMENTASI ASAM CUKA
1.       Waktu pelaksanaan praktikum
Hari/tanggal               : Jumat, 4 November 2011
Pukul                             : 11.00 – 13.30 WITA

2.       Tujuan percobaan
Untuk mengetahui proses fermentasi.

3.       Dasar teori
Fermentasi asam cuka merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob. Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (Acetobacter aceeti) dengan substrat etanol. Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi alcohol secara anaerob.
Reaksi:
                C6H12O6   →   2 C2H5OH   →   2 CH3COOH   +   H2O   +   116 kal             
Pada kebanyakan tumbuhan den hewan respirasi yang berlangsung adalah respirasi aerob, namun demikian dapat saja terjadi respirasi aerob terhambat pada sesuatu hal, maka hewan dan tumbuhan tersebut melangsungkan proses fermentasi yaitu proses pembebasan energi tanpa adanya oksigen, nama lainnya adalah respirasi anaerob.
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerob (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton.
Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi yang mengasilkan asam laktat sebagai produk sampingannya. Akumulasi asam laktat inilah yang berperan dalam menyebabkan rasa kelelahan pada otot.
Fermentasi diperkirakan menjadi cara untuk menghasilkan energi pada organisme purba sebelum oksigen berada pada konsentrasi tinggi di atmosfer seperti saat ini, sehingga fermentasi merupakan bentuk purba dari produksi energi sel.
Produk fermentasi mengandung energi kimia yang tidak teroksidasi penuh tetapi tidak dapat mengalami metabolisme lebih jauh tanpa oksigen atau akseptor elektron lainnya (yang lebih highly-oxidized) sehingga cenderung dianggap produk sampah (buangan). Konsekwensinya adalah bahwa produksi ATP dari fermentasi menjadi kurang effisien dibandingkan oxidative phosphorylation, di mana pirufat teroksidasi penuh menjadi karbon dioksida. Fermentasi menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa bila dibandingkan dengan 36 ATP yang dihasilkan respirasi aerobik.
"Glikolisis aerobik" adalah metode yang dilakukan oleh sel otot untuk memproduksi energi intensitas rendah selama periode di mana oksigen berlimpah. Pada keadaan rendah oksigen, makhluk bertulang belakang (vertebrata) menggunakan "glikolisis anaerobik" yang lebih cepat tetapi kurang effisisen untuk menghasilkan ATP. Kecepatan menghasilkan ATP-nya 100 kali lebih cepat daripada oxidative phosphorylation. Walaupun fermentasi sangat membantu dalam waktu pendek dan intensitas tinggi untuk bekerja, ia tidak dapat bertahan dalam jangka waktu lama pada organisme aerobik yang kompleks. Sebagai contoh, pada manusia, fermentasi asam laktat hanya mampu menyediakan energi selama 30 detik hingga 2 menit.
Tahap akhir dari fermentasi adalah konversi piruvat ke produk fermentasi akhir. Tahap ini tidak menghasilkan energi tetapi sangat penting bagi sel anaerobik karena tahap ini meregenerasi nicotinamide adenine dinucleotide (NAD+), yang diperlukan untuk glikolisis. Ia diperlukan untuk fungsi sel normal karena glikolisis merupakan satu-satunya sumber ATP dalam kondisi anaerobik.
Fermentasi asam cuka merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob. Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (Acetobacter aceti) dengan substrat etanol. Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol secara anaerob.
Reaksi:
                                                                            aerob
  C6H12O6                                         2C2H5OH                         2 CH3COOH + H2O               + 116 kal
              (glukosa)             bakteri asam cuka asam cuka

Pada manusia, kekurangan oksigen sering terjadi pada atlet-atlet yang berlari jarah jauh dengan kencang. Atlet tersebut membutuhkan kadar oksigen yang lebih banyak daripada yang diambil dari pernafasan. Dengan kurangnya oksigen dalam tubuh, maka proses pembongkaran zat dilakukan dengan cara anaerob, yang disebut dengan fermentasi. Fermentasi tidak harus selalu dalam keadaan anaerob. Beberapa jenis mikroorganisme mampu melakukan fermentasi dalam keadaan aerob, misalnya pada fermentasi asam cuka. Berdasarkan senyawa atau jenis zat yang dihasilkan, fermentasi dibedakan menjadi fermentasi asam laktat, fermentasi alkohol, dan fermentasi asam cuka
Tujuan Fermentasi adalah untuk menghasilkan suatu produk (bahan pakan) yang mempunyai kandungan nutrisi, tekstur, biological availability yang lebih baik, disamping itu juga menurunkan zat anti nutrisinya

4.       Alat dan Bahan
Alat                                :                                               Bahan                   :
-          2 botol air minum                             -       Plastisin
-          3 buah sedotan limun                    -       200 cc Air hangat
-       100 g Gula Merah
-       Ragi Roti
-       Air Kapur
-       Indikator Fenoftalein

5.       Jalannya percobaan
-          Botol A disiapkan, diisi dengan 200 cc air hangat, dan tambahkan 100 g gula merah dan ragi roti. Botol dikocok, warna dan bau sebelum dan sesudah perlakuan diamati.
-          Botol B disiapkan, diisi dengan air kapur dan teteskan indikator fenoftalein, warna dan bau sebelum dan sesudah perlakuan diamati.
-          Botol A dan B dihubungkan dengan sedotan limun yang disambung-sambung, ujung botol disumbat dengan plastisin.
-          Gejala reaksi yang terjadi diamati.


6.       Hasil pengamatan
Botol
Pengamatan
Warna
Bau
A
B
A
B
Sebelum
Coklat
Kuning
Gula Merah
Kapur
Sesudah
Coklat Muda
Kuning
Alkohol
Cuka

7.       Pembahasan
Pada botol A setelah bereaksi timbul busa, warna menjadi muda dan berbau yang disebabkan oleh pembentukan C2H5OH, sedangkan larutan pada botol B berubah yang semula merah muda, menjadi tidak berwarna, juga muncul gelembung gas CO2 hasil reaksi botol A. Sehingga dapat dituliskan reaksi:
Botol A         :               C6H12O6   →   2 C2H5OH   +   2 CO2   +   2 NADH2   +   Energi
Botol B          :               CaCO3   +   H2O   →   Ca(OH)2   +   H2O

8.       Kesimpulan
Fermentasi adalah proses peragian atau proses penguraian makanan oleh jamur dan bakteri yang berlangsung dalam keadaan anaerob (tidak memerlukan oksigen dari udara bebas) dengan bantuan enzim. Selain itu fermentasi juga berarti pemecahan senyawa organik oleh mikroba yang berlangsung dalam suasana anaerob dengan menghasilkan energi.

  

DAFTAR PUSTAKA

http://smilingtinkerbell.blogspot.com/2008/08/penelitian-sederhana-fermentasi.html. DIAKSES              : 05 NOVEMBER 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa di follow and coment ya Gan ... :)