Senin, 12 Desember 2011

Laporan Praktikum Biokimia IV


LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

SIFAT FISIK CAIRAN
ANALISIS KARBOHIDRAT
ANALISIS LIPID
ANALISIS KERJA ENZIM





I DEWA MADE KRESNA
09 313 161
PENDIDIKAN KIMIA
KELAS B


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2011


SIFAT FISIK CAIRAN
PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAAN CAIRAN

1.       Waktu pelaksanaan praktikum
Hari/tanggal               : Jumat, 9 Desember 2011
Pukul                             : 09.00 – 13.30 WITA

2.       Tujuan percobaan
Menentukan sifat fisik suatu cairan terhadap tegangan permukaannya.

3.       Dasar teori
Tegangan permukaan cairan adalah kerja yang dilakukan untuk memperluas permukaan cairan dalam satuan luas. Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.
Penyebab terjadinya Tegangan Permukaan ialah Partikel A dalam zat cair ditarik oleh gaya sama besar ke segala arah oleh partikel-partikel di dekatnya. Partikel B di permukaan zat cair hanya ditarik oleh partikel-partikel disamping dan dibawahnya, hingga pada permukaan zat cair terjadi tarikan ke bawah. Bahan terlarut akan menyebabkan naik dan turunnya tegangan permukaan cairan. Semakin besar tegangan suatu cairan semakin kecil jumlah tetesannya.

4.       Alat dan Bahan
Alat                                :                                               Bahan                   :
-          Kaca Arloji                                           -       Akuades
-          Jarum                                                    -       Detergen (Sabun) 2%
-          Silet                                                       -       Alkohol 95%
-          Pipet Volumetri 10 mL                   -       Larutan NaCl 20%

5.       Jalannya percobaan
5.1. Percobaan 1
-          Masing-masing larutan disiapkan dan dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi hingga kira-kira memenuhi setengah volume tabung reaksi
-          Pipet volumetri dimasukkan kedalam salah satu larutan pada tabung reaksi lalu diambil 1 ml
-          Diteteskan kembali pada tabung reaksi perlahan-lahan. Jumlah tetesan yang hingga 1 ml diamati
-          Percobaan dari langkah 2 – 3 diulang kembali untuk larutan lain.
5.2. Percobaan 2
-          Masing-masing larutan diletakkan sedikit di atas kaca orloji sampai kira-kira luas permukaan air lebih besar dari jarum dan silet
-          Jarum dan silet diletakkan perlahan di atas air, keadaan diamati
-          Lakukan langkah dua untuk larutan berikutnya.

 6.       Hasil pengamatan
6.1. Percobaan 1
Bahan
Hasil Pengamatan
Akuades
20 tetes
Larutan NaCl 20%
22 tetes
Alkohol 95%
46 tetes
Detergen 2%
52 tetes
6.2. Percobaan 2
Bahan
Hasil Pengamatan
Akuades
Terapung
Detergen 2%
Tenggelam
NaCl 20%
Terapung
Alkohol 95%
Tenggelam

7.       Pembahasan
Dapat kita lihat dari hasil pengamatan diatas bahwa larutan NaCl, Alkohol dan detergen dapat menaikkan tegangan permukaan cairan. Namun Detergenlah yang paling tinggi menaikan tegangan permukaan karena sesuai dengan literature ditergen memang berfungsi untuk menaikkan tegangan air saat mencuci, agar molekul misel yang terbentuk dapat meresap kesela-sela kain.
Saat tegangan larutan meningkat ini berarti luas permukaan meningkat juga. Tegangan terjadi dan membawa dampak gaya tolak menolak antar molekul sejenis meingkat dan secara tidak langsung gaya tolak-menolak antara molekul dan dinding turun (gaya tarik-menariknya naik) hal ini mengakibatkan jumlah tetesan yang semakin banyak karena molekul dengan tegangan permukaan yang tinggi cenderung lebih kuat menempel pada dinding pipet volumetri.
Untuk percobaan dua ternyata jarum dan silet hanya tenggelam untuk larutan Detergen dan Alkohol. Hal ini dikarenakan larutan ini menaikkan tegangan permukaan yang cukup drastis/berarti dapat dilihat pada percobaan 1. Karena tegangan permukaan besar pada larutan sehingga jarak antara molekul larutan cukup berjauhan dan inilah sebabnya mengapa Jarum dan silet tenggelam.

8.       Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum, Larutan NaCl, Alkohol, dan detergen dapat menaikkan tegangan permukaan. Namun Alkohol dan ditergen-lah yang menaikkan tegangan permukaan dengan drastis/berarti.


 DAFTAR PUSTAKA

http://www.gudangmateri.com/2008/05/tegangan-permukaan-fluida-statis.html. Diakses Sabtu, 10 Desember 2011. Pukul 09.00 WITA.
Bintang, drh, Maria. 2011. PANDUAN PRAKTIS PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR. Bogor: IPB - UNIMA


PENENTUAN TEKANAN OSMOSIS

1.       Waktu pelaksanaan praktikum
Hari/tanggal               : Jumat, 9 Desember 2011
Pukul                             : 09.00 – 13.30 WITA

2.       Tujuan percobaan
Menentukan tekanan osmosis sel darah merah pada larutan yang berbeda tingkat tekanan osmosisnya.

3.       Dasar teori
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Tegangan osmosis di dalam sel darah dapat diketahui dengan cara memasukkan darah ke dalam larutan yang tekanan osmotiknya berbeda-beda. Pada larutan yang tekanan osmotiknya sama dengan bagian dalam sel, maka sel bentuknya tetap, tidak pecah atau mengkerut. Pada larutan hipertonis, cairan dalam sel akan keluar dan sel mengkerut , dalam larutan hipotonis air diluar sel akan masuk ke dalam sel dan mengembung lalu pecah yang dikenal dengan istilah hemolysis.

4.       Alat dan Bahan
Alat                                :                                               Bahan                   :
-          Tabung reaksi                                    -       Darah manusia
-          Pipet volumetric 10 ml                   -       NaCl 0.9%
-          Pipet tetes                                          -       NaCl 2.0 %
                                                                -       Akuades

5.       Jalannya percobaan
-          Disiapkan 3 buah tabung reaksi
-          Dimasukkan masing-masing 5 ml NaCl 0.9%, NaCl 2.0% dan Aquades
-          Kepada masing-masing tabung dimasukkan darah manusia 1 tetes
-          Tabung reaksi di goyang-goyang
-          Perubahan yang terjadi diamati
  
6.       Hasil pengamatan
Bahan
Hasil Pengamatan
Akuades
+
NaCl 2.0%
++
NaCl 0.9%
+++
(+)          = kemerahan

7.       Pembahasan
Pada percobaan menentukan tahanan osmotik sel darah merah, Pada percobaan, darah yang dilarutkan pada larutan akuadesh memperlihatkan bentuk yang berbeda dibandingkan dengan yang dilarutkan pada NaCl 0.9%  dan NaCl 2%. Larutan NaCl 0.9% mempunyai tekanan osmotik yang lebih rendah dari darah, sehingga dikatakan hipotonik. Pada kondisi ini air akan menembus membran sel, akibatnya sel akan menggembung.
Masuknya air ini disebabkan karena perbedaan gradien konsentrasi zat terlarut dalam sel dan di luar sel. Pada kondisi hipertonik, misalnya pada sel darah yang dilarutkan dalam larutan NaCl 2%, keadaannya akan terbalik dengan sel yang dalam keadaan hipotonik.
Air dalam sel akan keluar menembus membran, sehingga sel akan mengkerut, atau yang biasa disebut plasmolisis. Lain halnya dengan sel darah yang dilarutkan dalam larutan NaCl 0.9%, sel ini tidak mengalami perubahan apa-apa. Pada kondisi isotonik ini tidak terjadi perbedaan gradien konsentrasi zat terlarut di dalam maupun di luar sel. Oleh karena itu larutan NaCl 0.9% disebut sebagai larutan fisiologis
Larutan hipotonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih rendah (tekanan osmotik lebih rendah) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke dalam sel. Dengan menempatkan sel dalam lingkungan hipotonik tekanan osmotik menyebabkan jaringan mengalirkan air ke dalam sel, sehingga menyebabkan sel pecah dan tidak berfungsi.
Larutan hipertonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (tekanan osmotik yang lebih tinggi) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke luar sel. Dalam lingkungan hipertonik, tekanan osmotik menyebabkan air mengalir keluar sel. Jika cukup air dipindahkan dengan cara ini, sitoplasma akan mempunyai konsentrasi air yang sedikit sehingga sel tidak berfungsi lagi.
Larutan isotonik adalah suatu larutan yang mempunyai konsentrasi zat terlarut yang sama (tekanan osmotik yang sama) seperti larutan yang lain, sehingga tidak ada pergerakan air. Larutan isotonik dengan larutan pada sel tidak melibatkan pergerakan jaringan molekul yang melewati membran biologis tidak sempurna. Larutan-larutan yang tersisa dalam kesetimbangan osmotik yang berhubungan dengan membran biologis tertentu disebut isotonik. Sebuah larutan yang mempunyai konsentrasi garam yang sama contohnya sel-sel tubuh yang normal dan darah. Hal ini juga berbeda dengan larutan hipertonik ataupun larutan hipotonik. Minuman isotonik dapat di minum untuk menggantikan fluida dan mineral yang digunakan tubuh selama aktifitas fisik
Percobaan tekanan osmotik disiapkan beberapa larutan yaitu NaCl 0.9% dan 2% dari hasil pengamatan dengan mikroskop pada NaCl 0% yang ditetesi 1tetes darah terlihat bahwa sel-sel darah seperti pecah karena konsentrasi NaCl lebih kecil daripada konsentrasi sel darah.
Pada prinsip tekanan osmotik konsentrasi larutan yang lebih rendah akan berjalan ke konsentrasi larutan yang lebih tinggi dan hal ini menyebabkan air bergerak ke dalam sel. Dari hasil tersebut larutan NaCl 0% disebut larutan hipotonik. Berbeda halnya dengan larutan NaCl 2% karena konsentrasi larutan tersebut lebih tinggi daripada sel darah maka air yang ada dalam darah akan keluar dan menyebabkan sel-sel darah akan mengkerut dan larutan ini disebut larutan hipertonik.
Sementara pada larutan NaCl 0,9% terlihat bahwa sel-sel darah tidak terjadi perubahan apa-apa karena konsentrasi pada sel darah sama dengan konsentrasi larutan. Larutan ini yang disebut isotonik yang dalam kehidupan sehari-hari dikenal dapat menggantikan cairan tubuh yang hilang pada saat beraktivitas.

8.       Kesimpulan
Pada percobaan dalam praktikum ini, sampel darah yang diuji adalah sampel darah manusia. Dari hasil percobaan dan pembahasan, dapat diketahui bahwa penambahan tekanan osmotik yang lebih kecil atau lebih besar akan mempengaruhi sel-sel darah tersebut.



DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Osmosis. Diakses Sabtu, 10 Desember 2011. Pukul 11.00 WITA.
Bintang, drh, Maria. 2011. PANDUAN PRAKTIS PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR. Bogor: IPB - UNIMA


ANALISIS KARBOHIDRAT
UJI MOLISCH
1.       Waktu pelaksanaan praktikum
Hari/tanggal               : Jumat, 9 Desember 2011
Pukul                             : 09.00 – 13.30 WITA

2.       Tujuan percobaan
Menentukan adanya karbohidrat dalam suatu larutan

3.       Dasar teori
Pereaksi Molisch terdiri dari larutan α-naftol dalam alkohol 95%. Reaksi tergantung pada pembentukan furfural dan derivat-derivat dari karbohidrat yang didehidrasi oleh asam pekat dan kombinasi dengan α-naftol untuk membentuk senyawa berwarna. Walaupun uji ini bukan uji spesifik untuk karbohidrat, namun hasil negative menunjukan tidak adanya karbohidrat dalam suatu senyawa. Uji Molisch merupakan uji umum untuk karbohidrat dan digunakan untuk mengetahui ada tidaknya karbohidrat dalam sampel. Uji Molisch bertujuan untuk membedakan karbohidrat dengan senyawa buka karbohidrat. Uji ini sangat efektif untuk senyawa-senyawa yang dapat dihidrasi oleh asam pekat menjadi senyawa furfural atau senyawa furfural yang tersubstitusi seperti hidroksimetil furfural. Dalam larutan asam encer, walaupun dipanaskan, monosakarida umumnya stabil. Namun pada asam kuat yang pekat, monosakarida menghasilkan furfural atau derivatnya. Reaksi pembentukan furfural ini adalah reaksi reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air oleh asam sulfat pekat. Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksimetilfurfural, sedangkan dehidrasi pentose menghasilkan senyawa furfural. Furfural yang terbentuk bereaksi dengan α-naftol membentuk cincin berwarna ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural. Karena furfural dan derivatnya ini membentuk senyawa berwarna, reaksi ini bisa dipakai untuk uji karbohidrat.
Karbohidrat atau istilah kimianya ‘sakarida’ merupakan zat yang sangat penting untuk makhluk hidup. Zat ini digunakan oleh tubuh untuk bahan bakar, cadangan makanan, serta bahan/materi pembangun. Berdasarkan bentuk molekulnya, karbohidrat dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu monosakarida, disakarida, polisakarida. Tumbuhan hijau juga memerlukan karbohidrat yang diperoleh dari karbon dioksida pada proses fotosintesis.
Uji Molisch adalah uji umum untuk karbohidrat. Pereaksi Molisch yang terdiri dari α-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural tersebut membentuk senyawa kompleks berwarna ungu yang disebabkan oleh daya dehidrasi asam sulfat pekatterhadap karbohidrat. Uji ini bukan uji spesifik untuk karbohidrat, walaupun hasil reaksi yang negative menunjukan bahwa larutan yang diperiksa tidak mengandung karbohidrat. Terbentuk cincin ungu menyatakan reaksi positif.

4.       Alat dan Bahan
Alat                                :                                               Bahan                   :
-          Tabung reaksi    5 buah                  -       Glukosa
-          Pipet volumetric 10 ml                   -       Sukrosa
-          Pipet tetes                                          -       Pati
                                                                -       Akuades
                                                                -       Pereaksi Molisch
                                                                -       Asam sulfat pekat

5.       Jalannya percobaan
-          Sebanyak 25 gram α-naftol dilarutkan dalam 500 mL alkohol 95%
-          Sebanyak 5 mL larutan yang akan diuji (glukosa, sukrosa, pati secara terpisah) di masukkan dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi Molisch
-          Sebanyak 3 mL asam sulfat pekat dicampur dan ditambahkan secara perlahan melalui dinding tabung
-          Perubahan yang terjadi diamati

6.       Hasil pengamatan
Bahan Percobaan
Hasil Pengamatan
Glukosa
Terbentuk cincin ungu
Sukrosa
Terbentuk cincin ungu
Pati
Terbentuk cincin ungu

7.       Pembahasan
Dari hasil pengamatan diatas dapat dilihat bahwa semua sampel terbentuk cincin ungu yang menurut literature positif karbohidrat. Warna ungu yang terbentuk berada di perbatasan antara larutan itu.

8.       Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa Glukosa, sukrosa merupakan karbohidrat didasarkan pada perubahan warna yang terjadi karena peraksi Molisch.


DAFTAR PUSTAKA

http://turunberatbadan.com/2422/karbohidrat/. Diakses Sabtu, 10 Desember 2011. Pukul 11.00 WITA.
http://filzahazny.wordpress.com/2009/07/10/karbohidrat/. Diakses Sabtu, 10 Desember 2011. Pukul 11.00 WITA.
Bintang, drh, Maria. 2011. PANDUAN PRAKTIS PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR. Bogor: IPB - UNIMA


ANALISIS LIPID
UJI KELARUTAN
1.       Waktu pelaksanaan praktikum
Hari/tanggal               : Jumat, 9 Desember 2011
Pukul                             : 09.00 – 13.30 WITA

2.       Tujuan percobaan
Menentukan pelarut yang dapat melarutkan lipid.

3.       Dasar teori
Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter. Berbagai kelas lipid dihubungkan satu sama lain berdasarkan komponen dasarnya, sumber penghasilnya, kandungan asam lemaknya, maupun sifat-sifat kimianya.
Berdasarkan komponen dasarnya, lipid terbagi ke dalam lipid sederhana (simple lipid), lipid majemuk (compound lipid), dan lipid turunan (derived lipid). Berdasarkan sumbernya, lipid dikelompokkan sebagai lemak hewan (animal fst), lemak susu (milk fat), minyak ikan (fish oil), dll. Klasifikasi lipid ke dalam lipid majemuk karena lipid tersebut mengandung asam lemak yang dapat disabunkan, sedangkan lipid sederhana tidak mengandung asam lemak dan tidak dapat disabunkan.
Lipid seperti lilin (wax), lemak, minyak, dan fosfolipid adalah ester yang jika dihidrolisis dapat menghasilkan asam lemak dan senyawa lainnya termasuk alkohol. Steroid tidak mengandunga asam lemak dan tidak dapat dihidolisis.
Lipid berpern penting dalam komponen struktur membran sel. Lemak dan minyak dalam bentuk trigliserol sebagai sumber penyimpan energi, lapisan pelindung, dan insulator organ-organ tubuh beberapa jenis lipid berfungsi sebagai sinyal kimia, pigmen, juga sebagai vitamin, dan hormon.
Fosfolipida memiliki seperti trigliserida. Bedanya, pada fosfolipida satu asam lemaknya digantikan oleh gugus fosfat yang mengikat gugus alkohol yang mengandung nitrogen, contohnya yaitu fosfatidiletanolamin (sefalin), fosfatidilkolin (lesitin), dan fosfatidilserin.
Sebagian besar lemak dan minyak di alam terdiri atas 98-99% trigliserida. Trigliserida adalah suatu ester gliserol. Trigliserida terbentuk dari 3 asam lemak dan gliserol. Apabila terdapat satu asam lemak dalam ikatan dengan gliserol maka dinamakan monogliserida. Fungsi utama Trigliserida adalah sebagai zat energi. Lemak disimpan di dalam tubuh dalam bentuk trigliserida. Apabila sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak akan memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta melepasnya ke dalam pembuluh darah. Oleh sel-sel yang membutuhkan komponen-komponen tersebut kemudian dibakar dan menghasilkan energi, karbondioksida (CO2), dan air (H2O).
Kolesterol adalah jenis lemak yang paling dikenal oleh masyarakat. Kolesterol merupakan komponen utama pada struktur selaput sel dan merupakan komponen utama sel otak dan saraf. Kolesterol merupakan bahan perantara untuk pembentukan sejumlah komponen penting seperti vitamin D (untuk membentuk & mempertahankan tulang yang sehat), hormon seks (contohnya Estrogen & Testosteron) dan asam empedu (untuk fungsi pencernaan ).
Pada umumnya lemak tidak larut dalam air, yang berarti juga tidak larut dalam plasma darah. Agar lemak dapat diangkut ke dalam peredaran darah, maka lemak tersebut harus dibuat larut dengan cara mengikatkannya pada protein yang larut dalam air. Ikatan antara lemak (kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid) dengan protein ini disebut Lipoprotein (dari kata Lipo=lemak, dan protein). Lipoprotein bertugas mengangkut lemak dari tempat pembentukannya menuju tempat penggunaannya.
Senyawa golongan lipid mempunyai sifat kelarutan yang berbeda. Lipid larut dalam pelarut organik nonpolar dan pelarut polar yang dipanaskan. Sifat ini digunakan untuk mengekstraksi dan mengisolasi lipid dari berbagai bahan biologis.

4.       Alat dan Bahan
Alat                                :                                               Bahan                   :
-          Pipet volumetri                                 -       Kertas saring
-          Timbangan                                          -       Minyak sayur
-          Kaca arloji                                            -       Kloroform
-          Penangas air                                      -       Akuades
-       Alkohol dingin
-       Heksan

5.       Jalannya percobaan
-          0.5 g bahan percobaan (lemak padat, minyak sayur, gliserol) masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi
-          Masukkan 5 mL pelarut (air, alkohol panas, alkohol dingin, eter dan klorofrom) dan dikocok
-          Kelarutan diamati langsung

6.       Hasil pengamatan
Bahan Percobaan
Pelarut
Alkohol dingin
Alkohol panas
Akuades
Heksan
Kloroform
Minyak sayur
Tidak larut
Sedikit larut
Tidak larut
Larut
Larut

7.       Pembahasan
Minyak sayur ternyata larut baik pada pelarut non polar dan sedikit larut pada alkohol panas. Hal ini menunjukan bahwa lemak yang diujikan larut dalam heksan dan kloroform. Adanya ekor hidrokarbon panjang yang bersifat nonpolar menyebabkanlemak bersifat nonpolar. Oleh karena itu, lemak dapat larut dalam pelarut non polar seperti kloroform. Secara umum lipid tidak larut dalam air (akuades), melainkan dapat terdispersi membentuk misel.

8.       Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa lipid larut dalam pelarut organik non polar dan sedikit pada pelarut polar yang dipanaskan.


DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/31391930/Kel-01-ANALISISLIPID. 10 Desember 2011. Pukul 11.00 WITA.
http://www.scribd.com/doc/38354246/Laporan-Lipid. 10 Desember 2011. Pukul 11.00 WITA.
Bintang, drh, Maria. 2011. PANDUAN PRAKTIS PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR. Bogor: IPB - UNIMA


UJI KETIDAKJENUHAN
                                                                                      
1.       Waktu pelaksanaan praktikum
Hari/tanggal               : Jumat, 9 Desember 2011
Pukul                             : 09.00 – 13.30 WITA

2.       Tujuan percobaan
Mengetahui adanya ikatan rangkap pada asam lemak atau lipid

3.       Dasar teori
Lemak makanan adalah kandungan lemak yang terdapat dalam semua bahan makanan dan minuman. Pada dasarnya, semua lemak itu baik karena lemak dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia. Peran lemak adalah menyediakan energi sebesar 9 kalori/gram, melarutkan vitamin A, D, E, K, dan menyediakan asam lemak esensial bagi tubuh manusia. Lemak mulai dianggap berbahaya bagi kesehatan setelah adanya suatu penelitian yang menunjukkan hubungan antara kematian akibat penyakit jantung koroner dengan banyaknya konsumsi lemak dan kadar lemak di dalam darah.
  
Jenis Lemak
Makanan berlemak terdiri dari beberapa jenis. Berdasarkan struktur kimianya, dikenal lemak jenuh, tidak jenuh tunggal, tidak jenuh ganda, dan lemak trans. Berdasarkan fungsinya di dalam tubuh, lemak terbagi menjadi lemak struktural yang membentuk dinding sel, timbunan lemak sebagai cadangan tenaga, hormon steroid, dan lemak esensial yang tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia.
Secara garis besar, lemak terdapat dua bentuk, yaitu lemak padat yang berasal dari hewan dan lemak cair (minyak) yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Akan tetapi, minyak tumbuh-tumbuhan dapat diolah menjadi lemak padat melalui proses hidrogenasi dan dapat menghasilkan lemak trans yang berbahaya bagi kesehatan.
Di dalam makanan, lemak dapat tampak secara langsung (visible) maupun tidak langsung. Lemak tampak secara langsung, seperti misalnya pada babi, sapi, kambing, ayam, dan minyak goreng, sedangkan tidak tampak (invisible) biasa terdapat di dalam biskuit.
Reaksi ini digunakan untuk menentukan ikatan rangkap yang ada dalam suatu bahan (asam lemat). Iodium akan mengadisi ikatan rangkap, sehingga warna iodium tidak terlihat.

4.       Alat dan Bahan
Alat                                :                                               Bahan                   :
-          Tabung reaksi                                    -       Betadine
-          Pipet tetes                                          -       Asam oleat
-           Minyak sayur
-           Mentega
-           Minyak jelantah 
5.       Jalannya percobaan
-          Sebanyak 1 g bahan percobaan dilarutkan dalam kloroform dalam tabung reaksi
-          Ditambahkan 2 sampai 3 tetes betadine
-          Dikocok dan perubahan yang terjadi diamati

6.       Hasil pengamatan
Bahan Percobaan
Hasil Percobaan
Asam oleat
Kuning bening
Minyak sayur
Kuning bening
Mentega
Kuning kabur
Minyak jelantah
Kuning bening

7.       Pembahasan
Percobaan ini dilakukan untuk menyatakan adanya ikatan tak jenuh dalam suatu lemak atau minyak. Reaksi yang terjadi ialah reaksi adisi oleh iod. Iod akan memutus ikatan rangkap yang terdapat dalam molekul zat, kemudian iod tersebut akan menggantikan posisi dari ikatan rangkap tersebut melalui reaksi adisi sehingga jumlah ikatan rangkap dalam molekul zat akan berkurang atau menjadi tidak ada sama sekali (jika teradisi semua oleh iod). Dengan adanya reaksi ini, maka warna larutan iod akan hilang.
8.       Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa asam oleat, minyak sayur, mentega dan minyak jelantah terdapat ikatan tak jenuh (ikatan rangkap) dapat dilihat dari hilangnya warna pereaksi (Iod).


DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Lemak_makanan. 10 Desember 2011. Pukul 11.00 WITA.
Bintang, drh, Maria. 2011. PANDUAN PRAKTIS PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR. Bogor: IPB – UNIMA



ANALISIS KERJA ENZIM
HIDROLISIS PATI OLEH ENZIM AMILASE AIR LUDAH (SALIVA)
                                                                                      
1.       Waktu pelaksanaan praktikum
Hari/tanggal               : Jumat, 9 Desember 2011
Pukul                             : 09.00 – 13.30 WITA

2.       Tujuan percobaan
Mengamati tahapan-tahapan perubahan yang terjadi selama berlangsungnya hidrolisis pati oleh enzim amylase saliva dengan menggunakan uji iodium untuk mendeteksi keberadaan pati dan uji Benedict untuk maltose.

3.       Dasar teori
Pati (amilum) merupakan polisakarida simpanan yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan sebagai hasil dari proses fotosintesis. Keberadaan pati (amilosa) dalam suatu bahan yang mengandung karbohidrat dapat dideteksi dengan menggunakan uji iodium, menghasilkan warna biru gelap, karena Iodium tersebut masuk dan berada di dalam gelung atau rantai helik yang terbentuk jika amilosa berada di dalam air dan akan menghasilkan warna biru ungu sampai violet untuk amilopektin. Uji ini sering digunakan untuk melihat dan mengetahui laju reaksi hidrolisis pati oleh enzim (amylase saliva).
Bila pati telah mengalami proses hidrolisis secara sempurna maka tidak akan dihasilkan warna lagi dengan iodium, artinya pati telah terhidrolisis menjadi dekstrin dan maltosa. Kadang-kadang bisa terlihat adanya eritodekstrin yang berwarna merah sebelum terbentuk leukodekstrin yang tidak berwarna, dikatakan telah mencapai titik akhromatik. Maltosa adalah disakarida yang terdiri atas dua molekul glukosa yang tidak menunjukan warna biru dengan uji iodium. Maltosa yang terbentuk dari hidrolisis pati oleh enzim amylase saliva dapat dideteksi dengan uji Benedict, menghasilkan warna hijau, kuning pada larutan dan endapan merah bata. Karbohidrat adalah hasil alam yang melakukan banyak fungsi penting dalam tanaman maupun hewan.
Enzim dikatakkan sebagai suatu kelompok protein yang berperan sangat pening dalam proses aktivasi biologis. Enzim ini berfungsi sebagai katalisator dalam sel dan sifatnya sangat khas. Dalam jumlah yang sangat kecil, enzim dapat mengatur reaksi tertentu sehingga dalam keadaan normal tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan hasil akhir reaksinya. Enzim ini akan kehilangan aktivitasnya karena panas, asam atau basa kuat, pelarut organik, atau apa saja yang bisa menyebabkan denaturasi protein.
  
4.       Alat dan Bahan
Alat                                :                                               Bahan                   :
-          Tabung reaksi                                    -       Tepung kanji (tapioka)
-          Gelas piala 100 mL                           -       Betadine (iodium)
-          Gelas ukur 100 mL                           -       Akuades
-          Rak tabung                                         -       Air ludah (saliva)
-          Pipet tetes
-          Pipet tetes volumetri 10 mL
-          Pengaduk
-          Pemanas spritus
-          Penjepit tabung
-          Neraca timbangan

5.       Jalannya percobaan
-          Sebanyak 1 g tepung tapioka dilarutkan dan ditera dengan akuades hingga volume 50 mL
-          Larutan didihkan sehingga mengental dan jernih lalu campuran didinginkan
-          Sebanyak 5 mL larutan kanji dicampurkan dengan 5 tetes enzim saliva lalu diaduk hingga rata
-          Dilakukan pengamatan dan pengujian dengan interval setiap 30 detik dengan uji iodium dan uji Benedict
-          Sebanyak 0.5 mL larutan kanji yang telah diinkubasi dengan enzim amylase saliva dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi satu tetes pereaksi iodium lalu diamati warna yang terbentuk sampai menit ke berapa warna biru hilang dengan pereaksi iodium sebagai indikator negatifnya

6.       Hasil pengamatan
Waktu Percobaan
Uji Iodium
30 detik
Biru
60 detik
Biru
90 detik
Bening
120 detik
Bening
150 detik
Bening
180 detik
Bening

7.       Pembahasan
Dari pengamatan diatas, saat betadine (iodium) diteteskan ke dalam larutan kanji yang telah diinkubasi dengan enzim amilase saliva larutan menjadi berwarna biru lalu setelah dipanaskan beberapa detik larutan perlahan-lahan menjadi terang dan berwarna bening. Hal ini dikarenakan saat iodium masuk kedalam larutan, ion-ion iodin berada didalam rantai heliks sehingga berwarna biru, sedangkan setalah dipanaskan rantai bergerak dan tidak heliks lagi sehingga ion-ion iodin terlepas dan larutan berwarna bening. Jika pati telah mengalami proses hidrolisis secara sempurna maka tidak aka nada lagi warna yang terjadi setelah penetesan iodium, artinya pati telah menjadi dekstrin dan maltosa.


8.       Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa pati yang berada pada tepung kanji tidak terhidrolisis sempurna, hal ini didasarkan pada warna yang terbentuk saat iodium diteteskan pada larutan pati tersebut.



DAFTAR PUSTAKA

Bintang, drh, Maria. 2011. PANDUAN PRAKTIS PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR. Bogor: IPB – UNIMA
Girindrah, A. 1986. BIOKIMIA 1. Jakarta: PT Gramedia.
Hart., Suminar. 1983. KIMIA ORGANIK Suatu Kuliah Singkat. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa di follow and coment ya Gan ... :)