LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
SIFAT FISIK CAIRAN
ANALISIS KARBOHIDRAT
ANALISIS LIPID
ANALISIS KERJA ENZIM
I DEWA
MADE KRESNA
09 313
161
PENDIDIKAN
KIMIA
KELAS
B
JURUSAN
KIMIA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
NEGERI MANADO
2011
SIFAT FISIK CAIRAN
PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAAN CAIRAN
1.
Waktu
pelaksanaan praktikum
Hari/tanggal : Jumat, 9 Desember 2011
Pukul : 09.00 – 13.30
WITA
2.
Tujuan
percobaan
Menentukan
sifat fisik suatu cairan terhadap tegangan permukaannya.
3.
Dasar
teori
Tegangan permukaan cairan
adalah kerja yang dilakukan untuk memperluas permukaan cairan dalam satuan
luas. Tegangan permukaan zat cair
adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti
ditutupi oleh suatu lapisan elastis.
Penyebab terjadinya
Tegangan Permukaan ialah Partikel A dalam zat cair ditarik oleh gaya sama besar ke
segala arah oleh partikel-partikel di dekatnya. Partikel B di permukaan zat cair hanya ditarik
oleh partikel-partikel disamping dan dibawahnya, hingga pada permukaan zat cair terjadi tarikan ke
bawah.
Bahan terlarut akan menyebabkan naik dan turunnya tegangan permukaan cairan.
Semakin besar tegangan suatu cairan semakin kecil jumlah tetesannya.
4.
Alat dan
Bahan
Alat : Bahan :
-
Kaca
Arloji - Akuades
-
Jarum - Detergen (Sabun) 2%
-
Silet - Alkohol 95%
-
Pipet
Volumetri 10 mL - Larutan NaCl 20%
5.
Jalannya
percobaan
5.1. Percobaan 1
-
Masing-masing
larutan disiapkan dan dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi hingga kira-kira
memenuhi setengah volume tabung reaksi
-
Pipet
volumetri dimasukkan kedalam salah satu larutan pada tabung reaksi lalu diambil
1 ml
-
Diteteskan
kembali pada tabung reaksi perlahan-lahan. Jumlah tetesan yang hingga 1 ml
diamati
-
Percobaan
dari langkah 2 – 3 diulang kembali untuk larutan lain.
5.2. Percobaan 2
-
Masing-masing
larutan diletakkan sedikit di atas kaca orloji sampai kira-kira luas permukaan
air lebih besar dari jarum dan silet
-
Jarum dan
silet diletakkan perlahan di atas air, keadaan diamati
-
Lakukan
langkah dua untuk larutan berikutnya.
6.1. Percobaan 1
Bahan
|
Hasil
Pengamatan
|
Akuades
|
20 tetes
|
Larutan NaCl 20%
|
22 tetes
|
Alkohol 95%
|
46 tetes
|
Detergen 2%
|
52 tetes
|
6.2. Percobaan 2
Bahan
|
Hasil
Pengamatan
|
Akuades
|
Terapung
|
Detergen 2%
|
Tenggelam
|
NaCl 20%
|
Terapung
|
Alkohol 95%
|
Tenggelam
|
7.
Pembahasan
Dapat
kita lihat dari hasil pengamatan diatas bahwa larutan NaCl, Alkohol dan
detergen dapat menaikkan tegangan permukaan cairan. Namun Detergenlah yang
paling tinggi menaikan tegangan permukaan karena sesuai dengan literature
ditergen memang berfungsi untuk menaikkan tegangan air saat mencuci, agar
molekul misel yang terbentuk dapat meresap kesela-sela kain.
Saat
tegangan larutan meningkat ini berarti luas permukaan meningkat juga. Tegangan
terjadi dan membawa dampak gaya tolak menolak antar molekul sejenis meingkat
dan secara tidak langsung gaya tolak-menolak antara molekul dan dinding turun
(gaya tarik-menariknya naik) hal ini mengakibatkan jumlah tetesan yang semakin
banyak karena molekul dengan tegangan permukaan yang tinggi cenderung lebih
kuat menempel pada dinding pipet volumetri.
Untuk
percobaan dua ternyata jarum dan silet hanya tenggelam untuk larutan Detergen
dan Alkohol. Hal ini dikarenakan larutan ini menaikkan tegangan permukaan yang
cukup drastis/berarti dapat dilihat pada percobaan 1. Karena tegangan permukaan
besar pada larutan sehingga jarak antara molekul larutan cukup berjauhan dan
inilah sebabnya mengapa Jarum dan silet tenggelam.
8.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil praktikum, Larutan NaCl, Alkohol, dan detergen dapat menaikkan tegangan
permukaan. Namun Alkohol dan ditergen-lah yang menaikkan tegangan permukaan dengan
drastis/berarti.
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=tegangan%20permukaan%20adalah&source=web&cd=5&sqi=2&ved=0CD0QFjAE&url=http%3A%2F%2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream%2F123456789%2F1323%2F1%2Ftkimia-Hendra3.pdf&ei=tqniTsqNM8fXrQe. Diakses Sabtu, 10 Desember 2011. Pukul 09.00
WITA.
http://www.gudangmateri.com/2008/05/tegangan-permukaan-fluida-statis.html. Diakses Sabtu, 10 Desember 2011. Pukul 09.00
WITA.
Bintang, drh, Maria. 2011. PANDUAN PRAKTIS PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR. Bogor: IPB - UNIMA
PENENTUAN TEKANAN OSMOSIS
1.
Waktu
pelaksanaan praktikum
Hari/tanggal : Jumat, 9 Desember 2011
Pukul : 09.00 – 13.30
WITA
2.
Tujuan
percobaan
Menentukan
tekanan osmosis sel darah merah pada larutan yang berbeda tingkat tekanan
osmosisnya.
3.
Dasar
teori
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari
bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus
dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan
gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi
dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi
pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk
mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke
larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan
sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat
terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Tegangan osmosis di dalam sel darah dapat diketahui
dengan cara memasukkan darah ke dalam larutan yang tekanan osmotiknya
berbeda-beda. Pada larutan yang tekanan osmotiknya sama dengan bagian dalam
sel, maka sel bentuknya tetap, tidak pecah atau mengkerut. Pada larutan
hipertonis, cairan dalam sel akan keluar dan sel mengkerut , dalam larutan hipotonis
air diluar sel akan masuk ke dalam sel dan mengembung lalu pecah yang dikenal
dengan istilah hemolysis.
4.
Alat dan
Bahan
Alat : Bahan :
-
Tabung
reaksi - Darah manusia
-
Pipet
volumetric 10 ml - NaCl 0.9%
-
Pipet
tetes - NaCl 2.0 %
- Akuades
5.
Jalannya
percobaan
-
Disiapkan
3 buah tabung reaksi
-
Dimasukkan
masing-masing 5 ml NaCl 0.9%, NaCl 2.0% dan Aquades
-
Kepada
masing-masing tabung dimasukkan darah manusia 1 tetes
-
Tabung
reaksi di goyang-goyang
-
Perubahan
yang terjadi diamati
6.
Hasil
pengamatan
Bahan
|
Hasil
Pengamatan
|
Akuades
|
+
|
NaCl 2.0%
|
++
|
NaCl 0.9%
|
+++
|
(+) =
kemerahan
7.
Pembahasan
Pada
percobaan menentukan tahanan osmotik sel darah merah, Pada percobaan, darah
yang dilarutkan pada larutan akuadesh memperlihatkan bentuk yang berbeda
dibandingkan dengan yang dilarutkan pada NaCl 0.9% dan NaCl 2%. Larutan NaCl 0.9% mempunyai
tekanan osmotik yang lebih rendah dari darah, sehingga dikatakan hipotonik.
Pada kondisi ini air akan menembus membran sel, akibatnya sel akan menggembung.
Masuknya air
ini disebabkan karena perbedaan gradien konsentrasi zat terlarut dalam sel dan
di luar sel. Pada kondisi hipertonik, misalnya pada sel darah yang dilarutkan
dalam larutan NaCl 2%, keadaannya akan terbalik dengan sel yang dalam keadaan
hipotonik.
Air dalam sel
akan keluar menembus membran, sehingga sel akan mengkerut, atau yang biasa
disebut plasmolisis. Lain halnya dengan sel darah yang dilarutkan dalam larutan
NaCl 0.9%, sel ini tidak mengalami perubahan apa-apa. Pada kondisi isotonik ini
tidak terjadi perbedaan gradien konsentrasi zat terlarut di dalam maupun di
luar sel. Oleh karena itu larutan NaCl 0.9% disebut sebagai larutan fisiologis
Larutan
hipotonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih rendah
(tekanan osmotik lebih rendah) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke
dalam sel. Dengan menempatkan sel dalam lingkungan hipotonik tekanan osmotik
menyebabkan jaringan mengalirkan air ke dalam sel, sehingga menyebabkan sel pecah
dan tidak berfungsi.
Larutan
hipertonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi
(tekanan osmotik yang lebih tinggi) dari pada yang lain sehingga air bergerak
ke luar sel. Dalam lingkungan hipertonik, tekanan osmotik menyebabkan air
mengalir keluar sel. Jika cukup air dipindahkan dengan cara ini, sitoplasma
akan mempunyai konsentrasi air yang sedikit sehingga sel tidak berfungsi lagi.
Larutan
isotonik adalah suatu larutan yang mempunyai konsentrasi zat terlarut yang sama
(tekanan osmotik yang sama) seperti larutan yang lain, sehingga tidak ada
pergerakan air. Larutan isotonik dengan larutan pada sel tidak melibatkan
pergerakan jaringan molekul yang melewati membran biologis tidak sempurna.
Larutan-larutan yang tersisa dalam kesetimbangan osmotik yang berhubungan
dengan membran biologis tertentu disebut isotonik. Sebuah larutan yang
mempunyai konsentrasi garam yang sama contohnya sel-sel tubuh yang normal dan
darah. Hal ini juga berbeda dengan larutan hipertonik ataupun larutan hipotonik.
Minuman isotonik dapat di minum untuk menggantikan fluida dan mineral yang
digunakan tubuh selama aktifitas fisik
Percobaan
tekanan osmotik disiapkan beberapa larutan yaitu NaCl 0.9% dan 2% dari hasil
pengamatan dengan mikroskop pada NaCl 0% yang ditetesi 1tetes darah terlihat
bahwa sel-sel darah seperti pecah karena konsentrasi NaCl lebih kecil daripada
konsentrasi sel darah.
Pada prinsip
tekanan osmotik konsentrasi larutan yang lebih rendah akan berjalan ke
konsentrasi larutan yang lebih tinggi dan hal ini menyebabkan air bergerak ke
dalam sel. Dari hasil tersebut larutan NaCl 0% disebut larutan hipotonik. Berbeda
halnya dengan larutan NaCl 2% karena konsentrasi larutan tersebut lebih tinggi
daripada sel darah maka air yang ada dalam darah akan keluar dan menyebabkan
sel-sel darah akan mengkerut dan larutan ini disebut larutan hipertonik.
Sementara
pada larutan NaCl 0,9% terlihat bahwa sel-sel darah tidak terjadi perubahan
apa-apa karena konsentrasi pada sel darah sama dengan konsentrasi larutan. Larutan
ini yang disebut isotonik yang dalam kehidupan sehari-hari dikenal dapat
menggantikan cairan tubuh yang hilang pada saat beraktivitas.
8.
Kesimpulan
Pada percobaan dalam praktikum ini, sampel darah yang diuji
adalah sampel darah manusia. Dari hasil percobaan dan
pembahasan, dapat diketahui bahwa penambahan tekanan osmotik yang lebih kecil
atau lebih besar akan mempengaruhi sel-sel darah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Osmosis. Diakses Sabtu, 10 Desember 2011. Pukul 11.00 WITA.
http://katahatimutiara.wordpress.com/2011/05/23/menentukan-tahanan-osmotik-sel-sel-darah-merah/. Diakses Sabtu, 10 Desember 2011. Pukul 11.00
WITA.
Bintang, drh, Maria. 2011. PANDUAN PRAKTIS PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR. Bogor: IPB - UNIMA
ANALISIS KARBOHIDRAT
UJI MOLISCH
1.
Waktu
pelaksanaan praktikum
Hari/tanggal : Jumat, 9 Desember 2011
Pukul : 09.00 – 13.30
WITA
2.
Tujuan
percobaan
Menentukan
adanya karbohidrat dalam suatu larutan
3.
Dasar
teori
Pereaksi Molisch terdiri dari larutan α-naftol dalam alkohol 95%. Reaksi
tergantung pada pembentukan furfural dan derivat-derivat dari karbohidrat yang
didehidrasi oleh asam pekat dan kombinasi dengan α-naftol untuk membentuk
senyawa berwarna. Walaupun uji ini bukan uji spesifik untuk karbohidrat, namun
hasil negative menunjukan tidak adanya karbohidrat dalam suatu senyawa. Uji
Molisch merupakan uji umum untuk karbohidrat dan digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya karbohidrat dalam sampel. Uji Molisch bertujuan untuk membedakan
karbohidrat dengan senyawa buka karbohidrat. Uji ini sangat efektif untuk
senyawa-senyawa yang dapat dihidrasi oleh asam pekat menjadi senyawa furfural
atau senyawa furfural yang tersubstitusi seperti hidroksimetil furfural. Dalam
larutan asam encer, walaupun dipanaskan, monosakarida umumnya stabil. Namun
pada asam kuat yang pekat, monosakarida menghasilkan furfural atau derivatnya.
Reaksi pembentukan furfural ini adalah reaksi reaksi dehidrasi atau pelepasan
molekul air oleh asam sulfat pekat. Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksimetilfurfural,
sedangkan dehidrasi pentose menghasilkan senyawa furfural. Furfural yang
terbentuk bereaksi dengan α-naftol membentuk cincin berwarna ungu yang
merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural. Karena
furfural dan derivatnya ini membentuk senyawa berwarna, reaksi ini bisa dipakai
untuk uji karbohidrat.
Karbohidrat atau istilah kimianya
‘sakarida’ merupakan zat yang sangat penting untuk makhluk hidup. Zat ini
digunakan oleh tubuh untuk bahan bakar, cadangan makanan, serta bahan/materi
pembangun. Berdasarkan bentuk molekulnya, karbohidrat dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu monosakarida, disakarida,
polisakarida. Tumbuhan hijau juga memerlukan karbohidrat yang diperoleh dari karbon dioksida pada proses fotosintesis.
Uji Molisch adalah uji umum untuk karbohidrat. Pereaksi Molisch yang
terdiri dari α-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural tersebut
membentuk senyawa kompleks berwarna ungu yang disebabkan oleh daya dehidrasi
asam sulfat pekatterhadap karbohidrat. Uji ini bukan uji spesifik untuk
karbohidrat, walaupun hasil reaksi yang negative menunjukan bahwa larutan yang
diperiksa tidak mengandung karbohidrat. Terbentuk cincin ungu menyatakan reaksi
positif.
4.
Alat dan
Bahan
Alat : Bahan :
-
Tabung
reaksi 5 buah - Glukosa
-
Pipet
volumetric 10 ml - Sukrosa
-
Pipet
tetes - Pati
- Akuades
- Pereaksi Molisch
- Asam sulfat pekat
5.
Jalannya
percobaan
-
Sebanyak
25 gram α-naftol dilarutkan dalam 500 mL alkohol 95%
-
Sebanyak 5
mL larutan yang akan diuji (glukosa, sukrosa, pati secara terpisah) di masukkan
dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi Molisch
-
Sebanyak 3
mL asam sulfat pekat dicampur dan ditambahkan secara perlahan melalui dinding
tabung
-
Perubahan
yang terjadi diamati
6.
Hasil
pengamatan
Bahan
Percobaan
|
Hasil
Pengamatan
|
Glukosa
|
Terbentuk cincin ungu
|
Sukrosa
|
Terbentuk cincin ungu
|
Pati
|
Terbentuk cincin ungu
|
7.
Pembahasan
Dari
hasil pengamatan diatas dapat dilihat bahwa semua sampel terbentuk cincin ungu
yang menurut literature positif karbohidrat. Warna ungu yang terbentuk berada
di perbatasan antara larutan itu.
8.
Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat ditarik
kesimpulan bahwa Glukosa, sukrosa merupakan karbohidrat didasarkan pada
perubahan warna yang terjadi karena peraksi Molisch.
DAFTAR
PUSTAKA
http://turunberatbadan.com/2422/karbohidrat/. Diakses Sabtu, 10 Desember 2011. Pukul 11.00
WITA.
http://filzahazny.wordpress.com/2009/07/10/karbohidrat/. Diakses Sabtu, 10 Desember 2011. Pukul 11.00
WITA.
Bintang, drh, Maria. 2011. PANDUAN PRAKTIS PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR. Bogor: IPB - UNIMA
ANALISIS LIPID
UJI KELARUTAN
1.
Waktu
pelaksanaan praktikum
Hari/tanggal : Jumat, 9 Desember 2011
Pukul : 09.00 – 13.30
WITA
2.
Tujuan
percobaan
Menentukan
pelarut yang dapat melarutkan lipid.
3.
Dasar
teori
Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang
terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
organik nonpolar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter. Berbagai kelas
lipid dihubungkan satu sama lain berdasarkan komponen dasarnya, sumber
penghasilnya, kandungan asam lemaknya, maupun sifat-sifat kimianya.
Berdasarkan komponen dasarnya, lipid terbagi ke dalam lipid
sederhana (simple lipid), lipid majemuk (compound lipid), dan lipid turunan
(derived lipid). Berdasarkan sumbernya, lipid dikelompokkan sebagai lemak hewan
(animal fst), lemak susu (milk fat), minyak ikan (fish oil), dll. Klasifikasi
lipid ke dalam lipid majemuk karena lipid tersebut mengandung asam lemak yang
dapat disabunkan, sedangkan lipid sederhana tidak mengandung asam lemak dan
tidak dapat disabunkan.
Lipid seperti lilin (wax), lemak, minyak, dan fosfolipid
adalah ester yang jika dihidrolisis dapat menghasilkan asam lemak dan senyawa
lainnya termasuk alkohol. Steroid tidak mengandunga asam lemak dan tidak dapat
dihidolisis.
Lipid berpern penting dalam komponen struktur membran sel.
Lemak dan minyak dalam bentuk trigliserol sebagai sumber penyimpan energi,
lapisan pelindung, dan insulator organ-organ tubuh beberapa jenis lipid
berfungsi sebagai sinyal kimia, pigmen, juga sebagai vitamin, dan hormon.
Fosfolipida memiliki seperti trigliserida. Bedanya, pada
fosfolipida satu asam lemaknya digantikan oleh gugus fosfat yang mengikat gugus
alkohol yang mengandung nitrogen, contohnya yaitu fosfatidiletanolamin
(sefalin), fosfatidilkolin (lesitin), dan fosfatidilserin.
Sebagian besar lemak dan minyak di alam terdiri
atas 98-99% trigliserida. Trigliserida adalah suatu ester gliserol.
Trigliserida terbentuk dari 3 asam lemak dan gliserol. Apabila terdapat satu
asam lemak dalam ikatan dengan gliserol maka dinamakan monogliserida. Fungsi
utama Trigliserida adalah sebagai zat energi. Lemak disimpan di dalam tubuh
dalam bentuk trigliserida. Apabila sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam
sel lemak akan memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta
melepasnya ke dalam pembuluh darah. Oleh sel-sel yang membutuhkan
komponen-komponen tersebut kemudian dibakar dan menghasilkan energi,
karbondioksida (CO2), dan air (H2O).
Kolesterol adalah jenis lemak yang paling dikenal
oleh masyarakat. Kolesterol merupakan komponen utama pada struktur selaput sel
dan merupakan komponen utama sel otak dan saraf. Kolesterol merupakan bahan
perantara untuk pembentukan sejumlah komponen penting seperti vitamin D (untuk
membentuk & mempertahankan tulang yang sehat), hormon seks (contohnya
Estrogen & Testosteron) dan asam empedu (untuk fungsi pencernaan ).
Pada umumnya lemak tidak larut dalam air, yang berarti juga tidak larut dalam plasma darah. Agar lemak dapat diangkut ke dalam peredaran darah, maka lemak tersebut harus dibuat larut dengan cara mengikatkannya pada protein yang larut dalam air. Ikatan antara lemak (kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid) dengan protein ini disebut Lipoprotein (dari kata Lipo=lemak, dan protein). Lipoprotein bertugas mengangkut lemak dari tempat pembentukannya menuju tempat penggunaannya.
Pada umumnya lemak tidak larut dalam air, yang berarti juga tidak larut dalam plasma darah. Agar lemak dapat diangkut ke dalam peredaran darah, maka lemak tersebut harus dibuat larut dengan cara mengikatkannya pada protein yang larut dalam air. Ikatan antara lemak (kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid) dengan protein ini disebut Lipoprotein (dari kata Lipo=lemak, dan protein). Lipoprotein bertugas mengangkut lemak dari tempat pembentukannya menuju tempat penggunaannya.
Senyawa golongan lipid mempunyai sifat kelarutan yang berbeda. Lipid larut
dalam pelarut organik nonpolar dan pelarut polar yang dipanaskan. Sifat ini
digunakan untuk mengekstraksi dan mengisolasi lipid dari berbagai bahan
biologis.
4.
Alat dan
Bahan
Alat : Bahan :
-
Pipet
volumetri - Kertas saring
-
Timbangan - Minyak sayur
-
Kaca
arloji - Kloroform
-
Penangas
air - Akuades
- Alkohol dingin
- Heksan
5.
Jalannya
percobaan
-
0.5 g
bahan percobaan (lemak padat, minyak sayur, gliserol) masing-masing dimasukkan
ke dalam tabung reaksi
-
Masukkan 5
mL pelarut (air, alkohol panas, alkohol dingin, eter dan klorofrom) dan dikocok
-
Kelarutan
diamati langsung
6.
Hasil
pengamatan
Bahan
Percobaan
|
Pelarut
|
||||
Alkohol dingin
|
Alkohol panas
|
Akuades
|
Heksan
|
Kloroform
|
|
Minyak sayur
|
Tidak larut
|
Sedikit larut
|
Tidak larut
|
Larut
|
Larut
|
7.
Pembahasan
Minyak
sayur ternyata larut baik pada pelarut non polar dan sedikit larut pada alkohol
panas. Hal ini menunjukan bahwa lemak yang diujikan larut dalam heksan dan
kloroform. Adanya ekor hidrokarbon panjang yang bersifat nonpolar
menyebabkanlemak bersifat nonpolar. Oleh karena itu, lemak dapat larut dalam
pelarut non polar seperti kloroform. Secara umum lipid tidak larut dalam air
(akuades), melainkan dapat terdispersi membentuk misel.
8.
Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat ditarik
kesimpulan bahwa lipid larut dalam pelarut organik non polar dan sedikit pada
pelarut polar yang dipanaskan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/31391930/Kel-01-ANALISISLIPID. 10 Desember 2011. Pukul 11.00 WITA.
http://www.scribd.com/doc/38354246/Laporan-Lipid. 10 Desember 2011. Pukul 11.00 WITA.
Bintang, drh, Maria. 2011. PANDUAN PRAKTIS PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR. Bogor: IPB - UNIMA
UJI KETIDAKJENUHAN
1.
Waktu
pelaksanaan praktikum
Hari/tanggal : Jumat, 9 Desember 2011
Pukul : 09.00 – 13.30
WITA
2.
Tujuan
percobaan
Mengetahui
adanya ikatan rangkap pada asam lemak atau lipid
3.
Dasar
teori
Lemak makanan adalah kandungan lemak yang terdapat dalam
semua bahan makanan dan minuman. Pada dasarnya, semua lemak
itu baik karena lemak dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia. Peran lemak adalah
menyediakan energi sebesar 9 kalori/gram,
melarutkan vitamin A, D, E, K, dan menyediakan asam lemak esensial bagi tubuh manusia. Lemak mulai dianggap berbahaya
bagi kesehatan setelah adanya suatu penelitian yang menunjukkan hubungan
antara kematian akibat penyakit jantung
koroner dengan banyaknya konsumsi lemak dan kadar lemak di dalam darah.
Jenis
Lemak
Makanan berlemak terdiri dari
beberapa jenis. Berdasarkan
struktur kimianya, dikenal lemak jenuh, tidak jenuh tunggal, tidak jenuh ganda, dan lemak trans. Berdasarkan fungsinya di dalam tubuh, lemak terbagi menjadi
lemak struktural yang membentuk dinding
sel, timbunan lemak sebagai cadangan tenaga, hormon
steroid, dan lemak esensial yang tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia.
Secara garis besar, lemak terdapat dua bentuk, yaitu lemak padat yang berasal dari hewan dan lemak cair (minyak) yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Akan tetapi, minyak tumbuh-tumbuhan dapat diolah menjadi lemak padat melalui proses hidrogenasi dan dapat menghasilkan lemak trans yang berbahaya bagi kesehatan.
Di dalam makanan, lemak dapat tampak secara langsung (visible)
maupun tidak langsung. Lemak tampak secara langsung, seperti
misalnya pada babi, sapi, kambing, ayam, dan minyak
goreng, sedangkan tidak tampak (invisible)
biasa terdapat di dalam biskuit.
Reaksi ini digunakan untuk menentukan ikatan rangkap yang ada
dalam suatu bahan (asam lemat). Iodium akan mengadisi ikatan rangkap, sehingga
warna iodium tidak terlihat.
4.
Alat dan
Bahan
Alat : Bahan :
-
Tabung
reaksi - Betadine
-
Pipet
tetes - Asam oleat
-
Minyak sayur
-
Mentega
-
Minyak jelantah
5.
Jalannya
percobaan
-
Sebanyak 1
g bahan percobaan dilarutkan dalam kloroform dalam tabung reaksi
-
Ditambahkan
2 sampai 3 tetes betadine
-
Dikocok
dan perubahan yang terjadi diamati
6.
Hasil
pengamatan
Bahan
Percobaan
|
Hasil
Percobaan
|
Asam oleat
|
Kuning bening
|
Minyak sayur
|
Kuning bening
|
Mentega
|
Kuning kabur
|
Minyak jelantah
|
Kuning bening
|
7.
Pembahasan
Percobaan
ini dilakukan untuk menyatakan adanya ikatan tak jenuh dalam suatu lemak atau
minyak. Reaksi yang terjadi ialah reaksi adisi oleh iod. Iod akan memutus
ikatan rangkap yang terdapat dalam molekul zat, kemudian iod tersebut akan
menggantikan posisi dari ikatan rangkap tersebut melalui reaksi adisi sehingga
jumlah ikatan rangkap dalam molekul zat akan berkurang atau menjadi tidak ada
sama sekali (jika teradisi semua oleh iod). Dengan adanya reaksi ini, maka
warna larutan iod akan hilang.
8.
Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat ditarik
kesimpulan bahwa asam oleat, minyak sayur, mentega dan minyak jelantah terdapat
ikatan tak jenuh (ikatan rangkap) dapat dilihat dari hilangnya warna pereaksi
(Iod).
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Lemak_makanan. 10 Desember 2011. Pukul 11.00 WITA.
http://www.scribd.com/doc/43248666/Laporan-Praktikum-Biokimia-Lipid. 10 Desember 2011. Pukul 11.00 WITA.
Bintang, drh, Maria. 2011. PANDUAN PRAKTIS PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR. Bogor: IPB – UNIMA
ANALISIS KERJA ENZIM
HIDROLISIS PATI OLEH ENZIM AMILASE AIR LUDAH
(SALIVA)
1.
Waktu
pelaksanaan praktikum
Hari/tanggal : Jumat, 9 Desember 2011
Pukul : 09.00 – 13.30
WITA
2.
Tujuan
percobaan
Mengamati
tahapan-tahapan perubahan yang terjadi selama berlangsungnya hidrolisis pati
oleh enzim amylase saliva dengan menggunakan uji iodium untuk mendeteksi
keberadaan pati dan uji Benedict untuk maltose.
3.
Dasar
teori
Pati (amilum) merupakan polisakarida simpanan yang terdapat dalam
tumbuh-tumbuhan sebagai hasil dari proses fotosintesis. Keberadaan pati
(amilosa) dalam suatu bahan yang mengandung karbohidrat dapat dideteksi dengan
menggunakan uji iodium, menghasilkan warna biru gelap, karena Iodium tersebut
masuk dan berada di dalam gelung atau rantai helik yang terbentuk jika amilosa
berada di dalam air dan akan menghasilkan warna biru ungu sampai violet untuk
amilopektin. Uji ini sering digunakan untuk melihat dan mengetahui laju reaksi
hidrolisis pati oleh enzim (amylase saliva).
Bila pati telah mengalami proses hidrolisis secara sempurna maka tidak
akan dihasilkan warna lagi dengan iodium, artinya pati telah terhidrolisis
menjadi dekstrin dan maltosa. Kadang-kadang bisa terlihat adanya eritodekstrin
yang berwarna merah sebelum terbentuk leukodekstrin yang tidak berwarna,
dikatakan telah mencapai titik akhromatik. Maltosa adalah disakarida yang
terdiri atas dua molekul glukosa yang tidak menunjukan warna biru dengan uji
iodium. Maltosa yang terbentuk dari hidrolisis pati oleh enzim amylase saliva
dapat dideteksi dengan uji Benedict, menghasilkan warna hijau, kuning pada
larutan dan endapan merah bata. Karbohidrat adalah hasil alam yang melakukan
banyak fungsi penting dalam tanaman maupun hewan.
Enzim dikatakkan sebagai suatu kelompok protein yang berperan sangat
pening dalam proses aktivasi biologis. Enzim ini berfungsi sebagai katalisator
dalam sel dan sifatnya sangat khas. Dalam jumlah yang sangat kecil, enzim dapat
mengatur reaksi tertentu sehingga dalam keadaan normal tidak terjadi
penyimpangan-penyimpangan hasil akhir reaksinya. Enzim ini akan kehilangan
aktivitasnya karena panas, asam atau basa kuat, pelarut organik, atau apa saja
yang bisa menyebabkan denaturasi protein.
4.
Alat dan
Bahan
Alat : Bahan :
-
Tabung
reaksi - Tepung kanji (tapioka)
-
Gelas
piala 100 mL - Betadine (iodium)
-
Gelas ukur
100 mL - Akuades
-
Rak tabung - Air ludah (saliva)
-
Pipet
tetes
-
Pipet
tetes volumetri 10 mL
-
Pengaduk
-
Pemanas
spritus
-
Penjepit
tabung
-
Neraca
timbangan
5.
Jalannya
percobaan
-
Sebanyak 1
g tepung tapioka dilarutkan dan ditera dengan akuades hingga volume 50 mL
-
Larutan
didihkan sehingga mengental dan jernih lalu campuran didinginkan
-
Sebanyak 5
mL larutan kanji dicampurkan dengan 5 tetes enzim saliva lalu diaduk hingga
rata
-
Dilakukan
pengamatan dan pengujian dengan interval setiap 30 detik dengan uji iodium dan
uji Benedict
-
Sebanyak
0.5 mL larutan kanji yang telah diinkubasi dengan enzim amylase saliva
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi satu tetes pereaksi iodium
lalu diamati warna yang terbentuk sampai menit ke berapa warna biru hilang
dengan pereaksi iodium sebagai indikator negatifnya
6.
Hasil
pengamatan
Waktu
Percobaan
|
Uji
Iodium
|
30 detik
|
Biru
|
60 detik
|
Biru
|
90 detik
|
Bening
|
120 detik
|
Bening
|
150 detik
|
Bening
|
180 detik
|
Bening
|
7.
Pembahasan
Dari pengamatan diatas, saat betadine (iodium)
diteteskan ke dalam larutan kanji yang telah diinkubasi dengan enzim amilase
saliva larutan menjadi berwarna biru lalu setelah dipanaskan beberapa detik
larutan perlahan-lahan menjadi terang dan berwarna bening. Hal ini dikarenakan
saat iodium masuk kedalam larutan, ion-ion iodin berada didalam rantai heliks
sehingga berwarna biru, sedangkan setalah dipanaskan rantai bergerak dan tidak
heliks lagi sehingga ion-ion iodin terlepas dan larutan berwarna bening. Jika
pati telah mengalami proses hidrolisis secara sempurna maka tidak aka nada lagi
warna yang terjadi setelah penetesan iodium, artinya pati telah menjadi
dekstrin dan maltosa.
8.
Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat ditarik
kesimpulan bahwa pati yang berada pada tepung kanji tidak terhidrolisis
sempurna, hal ini didasarkan pada warna yang terbentuk saat iodium diteteskan
pada larutan pati tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Bintang, drh, Maria. 2011. PANDUAN PRAKTIS PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR. Bogor: IPB – UNIMA
Girindrah, A. 1986. BIOKIMIA 1. Jakarta: PT Gramedia.
Hart., Suminar. 1983. KIMIA ORGANIK Suatu Kuliah Singkat. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa di follow and coment ya Gan ... :)