METODOLOGI PENELITIAN
CONTOH RUMUSAN MASALAH (DESKRIPTIF, KOMPARATIF, ASOSIATIF),KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
DISUSUN OLEH:
I DEWA M. KRESNA
09 313 161
PENDIDIKAN KIMIA
SEMESTER VI
KELAS B
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2012
KONTRIBUSI PRAKTIKUM KIMIA SMA TERHADAP HASIL BELAJAR STOIKIOMETRI
REAKSI DAN TITRASI ASAM BASA SISWA KELAS XI IPA SMA N 2 TONDANO
1. Perumusan Masalah
a Seberapa baik
kontribusi praktikum kimia untuk kelas XI di SMA N 2 Tondano?
b Seberapa baik
hasil belajar stoikiometri reaksi dan titrasi asam basa siswa SMA kelas XI SMA
N 2 Tondano?
2. Kajian
Teori
Praktikum adalah
kegiatan melakukan percobaan untuk menguji teori yang dipelajari. Dalam
praktikum siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan
sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri, mengikuti suatu proses. Dengan kata
lain praktikum mengandung makna belajar untuk berbuat (Djamarah, 2002).
Budiastra dalam Silawati (2006)
menyatakan bahwa kegiatan praktikum yang dilaksanakan di laboratorium mendukung
tercapainya tujuan pembelajaran. Selain mendukung tercapainya tujuan
pendidikan, praktikum dapat menimbulkan motivasi belajar siswa. Pelaksanaan
praktikum yang didisain dan dikelola dengan baik menjadikan siswa yang
melaksanakan praktikum lebih memahami teori yang telah diterima baik dari guru
maupun dari buku-buku pelajaran sehingga motivasi belajar siswa meningkat dan
berdampak pada hasil belajar siswa. Selain itu, pemahaman yang diperoleh dari
pengalaman praktikum akan memberikan kepuasan kepada siswa karena kesenjangan
yang mungkin terjadi antara teori pelajaran sains yang diperoleh dari buku
dengan pemahaman siswa mengenai kimia dapat teratasi. Peningkatan pemahaman
mengenai pelajaran kimia akan meningkatkan rasa percaya diri siswa. Pelajaran
kimia dengan menggunakan metode eksperimen (kegiatan praktikum) dapat: banyak
melibatkan keterampilan proses IPA dan melibatkan sebanyak mungkin aktifitas mental dan aktifitas motorik atau
fisik siswa; menantang rasa ingin tahu (curioesity) pada diri
siswa terhadap ilmu yang dipelajarinya sehingga dapat membantu mempermudah
pemahaman konsep, melalui penalaran berpikir siswa secara eksperimental; dan
ampuh dalam pembentukan sikap ilmiah pada diri siswa serta memberikan
pengalaman langsung terhadap fenomena Kimia (Abusudja, 1999).
Setiap praktikum
mempunyai ciri khasnya sendiri, sehingga tidak semua jenis praktikum sesuai
untuk tiap pokok bahasan. Tujuan pembelajaran kimia yang menggunakan praktikum
adalah untuk meningkatkan penguasaan konsep-konsep kimia yang bersifat abstrak.
Kolb
mengemukakan bahwa pengalaman belajar
memiliki enam karakteristik utama:
• Belajar yang terbaik adalah dipahami sebagai sebuah proses, bukan dalam hal hasil.
• Belajar adalah proses yang berkesinambungan didasarkan pada pengalaman.
• Belajar memerlukan resolusi konflik antara mode dialektis menentang adaptasi terhadap dunia (belajar adalah dengan sifat yang penuh ketegangan).
• Belajar adalah proses holistik adaptasi terhadap dunia.
• Pembelajaran melibatkan transaksi antara orang dan lingkungan.
• Belajar adalah proses menciptakan pengetahuan yang merupakan hasil transaksi antara pengetahuan sosial dan pengetahuan pribadi.
• Belajar yang terbaik adalah dipahami sebagai sebuah proses, bukan dalam hal hasil.
• Belajar adalah proses yang berkesinambungan didasarkan pada pengalaman.
• Belajar memerlukan resolusi konflik antara mode dialektis menentang adaptasi terhadap dunia (belajar adalah dengan sifat yang penuh ketegangan).
• Belajar adalah proses holistik adaptasi terhadap dunia.
• Pembelajaran melibatkan transaksi antara orang dan lingkungan.
• Belajar adalah proses menciptakan pengetahuan yang merupakan hasil transaksi antara pengetahuan sosial dan pengetahuan pribadi.
3.
Anggapan Dasar
Kontribusi praktikum kimia untuk
kelas XI di SMA N 2 Tondano sebesar 50% dan hasil belajar stoikiometri reaksi
dan titrasi asam basa siswa SMA kelas XI SMA N 2 Tondano sebesar 80%.
4. Hipotesis
H0 = Kontribusi praktikum kimia untuk kelas XI di
SMA N 2 Tondano kurang dari 50% dan hasil belajar stoikiometri reaksi dan
titrasi asam basa siswa SMA kelas XI SMA N 2 Tondano kurang dari 80%.
DAFTAR
PUSTAKA
Djamarah. (2002). Metode Pembelajaran. Jakarta : Rineka
Cipta.
Silawati,
Tutisiana. (2006). Microscience
Experience: Sebuah Alternatif
Praktikum Bagi Mahasiswa Pendidikan Tinggi Jarak
Jauh. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh,7 (2),
113-120
Abusudja,
Wasilah. (1999). Penggunaan OHP Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pengajaran Kimia SMU. Mimbar Pendidikan, 18 (2), 57-60.
Kolb D. (1984). Experiential learning: experience as the source of learning
and development. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall.
Kolb D. (1999). The Kolb Learning Style Inventory, Version 3.
Boston: Hay Group.
VARIASI HASIL BELAJAR STOIKIOMETRI REAKSI DAN TITRASI
ASAMBASA SISWA SMA XI PADA KELAS YANG MENDAPAT PRAKTIKUM KIMIA DAN YANG TIDAK
1. Perumusan
Masalah
Apakah terdapat perbedaan
hasil belajar stoikiometri reaksi dan titrasi asam basa siswa SMA XI antara
kelas yang mendapat praktikum dan yang tidak?
2. Kajian
Teori
Praktikum
adalah kegiatan melakukan percobaan untuk membuktikan teori yang dipelajari.
Dalam praktikum siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan
sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan
dan menarik kesimpulan sendiri, mengikuti suatu proses. Dengan kata lain
praktikum mengandung makna belajar untuk berbuat (Djamarah, 2002). Praktikum
merupakan suatu bentuk pembelajaran yang melibatkan peserta didik bekerja
dengan benda-benda, bahan-bahan dan peralatan laboratorium, baik secara
perorangan maupun kelompok. Praktikum merupakan situasi pemecahan masalah yang
di dalamnya berlangsung pengajuan suatu hipotesis dan terdapat variael-variabel
yang dikontrol secara ketat (Mulyasa ,2006).
Kelebihan-kelebihan
praktikum dalam proses belajar mengajar (Djamarah,2002) adalah:
1. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru
atau buku saja.
2. Dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi lebih
lanjut (eksploratoris) tentang sains dan teknologi.
3. Siswa belajar dengan mengalami atau mengamati sendiri
suatu proses atau kejadian.
4. Mengembangkan sifat berfikir ilmiah.
5. Hasil belajar akan tahan lama dan terintelerasi.
Tujuan
praktikum adalah:
1. Membangkitkan
keingintahuan
2. Mempelajari
teknik dan ketrampilan
3. Mempelajari
proses yang berlangsung dalam ilmu pengetahuan
4. Mendukung
konsep dan teori yang terdapat dalam buku pelajaran
Dengan demikian,
melalui pengalaman praktikum mahasiswa mendapatkan tingkat
pemahaman materi
dengan lebih baik.Ilmu pengetahuan alam atau sains akan berkurang maknanya
tanpa praktikum (Chandler & Barnes, 1981). Dengan demikian bukan saja
manfaat praktikum yang dapat diperoleh mahasiswa yang melakukan percobaan
tetapi yang lebih penting lagi mahasiswa akan mendapatkan keterampilan praktis
yang terekam dalam dirinya, baik selama proses praktikum berlangsung maupun
setelah proses praktikum selesai. Selain itu, mengintegrasikan pengalaman yang diperoleh
dari praktikum dengan pemahaman materi yang diperoleh dari buku akan menjadikan
mahasiswa terbiasa untuk saling berbagi pengetahuan dan mendiskusikan hasil
praktikum sehingga mahasiswa akan terbiasa untuk bekerja dalam kelompok. Lebih
jauh lagi pengalaman praktikum menjadikan mahasiswa lebih memahami materi yang
diperoleh dari buku pelajaran sehingga konsep materi dapat dengan mudah
dipelajari dengan baik oleh mahasiwa. Praktikum dalam bidang sains memerlukan
anggaran yang sangat besar karena, selain untuk pembangunan laboratorium
beserta fasilitasnya seperti lemari asam dan keran air untuk mencuci, juga
memerlukan tempat penyimpanan yang aman agar bahan kimia tidak mudah rusak dan
tidak membahayakan orang lain. Disamping itu, peralatan praktikum yang sebagian
besar terbuat dari bahan gelas memerlukan penanganan yang hati-hati karena
peralatan tersebut sangat
mahal
dan mudah pecah. Untuk menjaga agar laboratorium dapat berfungsi sebagaimana
mestinya maka sebuah laboratorium memerlukan tenaga administrasi dan teknisi.
Sementara itu
pelaksanaan praktikum bisa saja digantikan dengan cara demonstrasi dengan tujuan untuk mengurangi
anggaran akan tetapi akibatnya para mahasiswa akan kesulitan untuk memahami
fenomena yang terjadi di alam.
3.
Anggapan Dasar
Konsep-konsep kimia kebanyakan bersifat abstrak,
karena itu memerlukan daya abstraksi dari setiap komponen proses pembelajaran
siswa dan guru. Dalam rangka mengkonkritkan konsep-konsep yang abstrak maka
harus diadakan praktikum.
Setiap praktikum
mempunyai ciri khasnya sendiri, sehingga tidak semua jenis praktikum sesuai
untuk tiap pokok bahasan. Tujuan pembelajaran kimia yang menggunakan praktikum
adalah untuk meningkatkan penguasaan konsep-konsep kimia yang bersifat abstrak.
4.
Hipotesis Penelitian
H0 =
Tidak terdapat perbedaan hasil belajar stoikiometri reaksi dan titrasi asambasa
siswa SMA XI antara kelas yang mendapat praktikum kimia dan yang tidak
DAFTAR PUSTAKA
Handbook of Chemical Health and Safety (ACS Handbooks) by Robert J Alaimo (2001)
Mulyasa,
E. 2006. Menjadi Guru Profesional
Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : ROSDA
1. Perumusan
Masalah
Adakah pengaruh praktikum kimia terhadap
hasil belajar stoikiometri reaksi dan titrasi asam basa pada siswa SMA XI?
2. Kajian Teori
Pemahaman
materi pelajaran merupakan kemampuan siswa untuk menerima ataupun menyerap
serta menggunakan secara baik materi pelajaran yang disajikan oleh guru dikelas
yang membawa siswa pada pencapaian nilai atau prestasi belajar yang maksimal.
Pada
kurikulum berbasis kompetensi, bahan kajian kimia dimasukan dalam pelajaran
sains (IPA). Ilmu kimia tumbuh dan berkembang berdasarkan eksperimen-eksperimen,
dengan demikian dapat dikatakan sebagai ilmu eksperimental. Melalui
eksperimen-eksperimen tersebut timbullah definisi yang berupa konsep-konsep.
Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas obyek-obyek,
kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan yang mempunyai
atribut-atribut yang sama. Dimana kimia merupakan serangkaian konsep-konsep
yang satu sama lain saling berhubungan sehingga melahirkan suatu pemahaman yang
sama.
Pemahaman
konsep dasar belajar adalah ilmu
pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang
bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Untuk menangkap isi dan pesan
belajar, maka dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada
ranah-ranah :
a. Kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan
pengetahuan, penalaran atau pikiran terdiri dari kategori pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
b. Afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan,
emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari
kategori penerimaan, partisipasi, penilaian sikap, organisasi dan pembentukan
pola hidup.
c. Psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan
keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing,
gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas.
Praktikum berasal dari kata praktik
yang artinya pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam teori. Praktikum
adalah bagian dari pengajaran yang bertujuan agar
siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dikeadaan nyata,
apa yang diperoleh dari teori dan pelajaran praktek. Proses belajar mengajar dalam ruang lingkup mata pelajaran ilmu
pengetahuan alam lebih menitik
beratkan pada kemampuan siswa secara ilmiah, yang dalam pelaksanaannya memerlukan kemampuan secara khusus
atau dengan kata lain hasil yang diperoleh setelah mata pelajaran tidak
hanya berupa informasi pengetahuan saja
namun keterampilan penggunaan laboratoriumpun bias diperoleh siswa tersebut.
Praktikum merupakan salah satu bentuk
pengajaran yang terutama cocok untuk memenuhi fungsi pendidikan umum "latihan dan umpan
balik" dan fungsi khusus dan
memperbaiki motivasi siswa". Penggunaan kegiatan belajar mengajar ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan
menemukan sendiri jawaban atas
persoalan yang dihadapinya sekaligus membuktilkan kebenaran dari teori sesuatu
yang sedang dipelajarinya Utomo (Subiyanto, 1998).
3. Anggapan Dasar
Konsep-konsep kimia kebanyakan bersifat abstrak, karena itu
memerlukan daya abstraksi dari setiap komponen proses pembelajaran (guru).
Dalam rangka mengkonkritkan konsep-konsep yang abstrak maka harus diadakan
praktikum.
Setiap praktikum mempunyai cirri khasnya sendiri, sehingga
tidak semua jenis praktikum sesuai untuk tiap pokok bahasan. Tujuan
pembelajaran kimia yang menggunakan praktikum adalah untuk meningkatkan
penguasaan konsep-konsep kimia yang bersifat abstrak. Untuk mengetahui apakah
konsep-konsep kimia sudah dikuasai atau belum maka dapat diukur melalui hasil
belajar siswa melalui keterampilan siswa dalam berpraktikum.
4. Hipotesis
H0 =
Tidak adanya pengaruh praktikum kimia terhadap hasil belajar stoikiometri
reaksi dan titrasi asam basa siswa SMA XI.
DAFTAR PUSTAKA
Subiyanto. 1998. Evaluasi Proses dan hasil Belajar IPA.
Depdikbud : Jakarta.